SuaraSurakarta.id - Gunung merapi kembali menunjukan peningkatan aktivitas. Terbaru, awan panas akibat guguran material Merapi kembali terjadi, Kamis (7/1/2021) pukul 12.50.
Awan panas mengarah sejauh 300 meter ke hulu Kali Krasak. Awan panas tercatat seismogram dengan amplitudo 21 mm dan durasi 139 detik. Tinggi kolom awan panas teramati sekitar 300 meter dari puncak Merapi.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto mengatakan, menanggapi situasi terkini Merapi, pihaknya lebih meningkatkan kewaspadaan.
"Morfologi, terutama morfologi BPPTKG ke arah barat kan diminta lebih kewaspadaan, ya kita siapkan. Kemudian dari cracking, dari retak sudah mulai keluar lava pijar menambah kewaspadaan kita," kata Edy Susanto.
Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas Mengarah ke Kali Krasak
Menurut Edy, pihaknya sejak awal merujuk instruksi BPPTKG dalam menangani bencana Merapi.
"Sejak awal BPPTKG mengatakan sisi barat untuk waspada, Sehingga kita sampai saat ini sesuai dengan rekomendasi ada di 3 desa sesuai rekomendasi ditambah satu Desa Keningar yang memang menurut mereka lebih aman kalau di tempat pengungsian."
Terkait kenaikan aktivitas Merapi, Plt Kepala Pelaksana BPBD mengatakan, tempat paling aman bagi warga desa terdampak adalah di lokasi pengungsian.
“Kita selalu bergerak berdasarkan data. Kami berkomunikasi dengan BPPTKG apakah keluarnya lava pijar kemarin memberikan sinyal untuk menambah zona bahaya atau merubah zona bahaya atau tidak."
Sedikitnya terjadi 3 kali hembusan awan panas akibat guguran material Merapi sejak kemarin. Aktivitas Merapi meningkat selama beberapa hari terakhir, ditandai dengan terjadinya 3 kali lava pijar sejak 5 Januari 2021.
Baca Juga: Gunung Merapi Diguncang Gempa 132 Kali, Keluarkan Lava Pijar
Berita Terkait
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
-
Sebelum Tewas Ditusuk, Sandy Permana Sempat Tegur Pelaku Gara-gara Kebiasaan Mabuk
-
Sandy Permana Pesinetron Misteri Gunung Merapi Tak Langsung Tewas Usai Ditusuk, Sempat Minta Tolong ke Tetangga
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Kesatria Bengawan Solo Menang Dramatis, Efri Meldi: Berjuang Sampai Detik Akhir
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
-
Kali Pepe Land Bersama SSB Arseto: Cetak Generasi Pesepak Bola Profesional dari Solo
-
Sambut HUT ke-280 Kota Solo, Ini Rekomendasi Brand Lokal di Tokopedia dan ShopTokopedia
-
Soal Festival Kuliner Cap Go Meh, Kapolresta: Solo Kota Toleran