SuaraSurakarta.id - Beberapa waktu laku, masyarakat dikejutkan dengan penemuan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang menduga ada puluhan ribu kotak amal yang menjadi sumber pendanaan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Kasus itu terungkap setelah ditangkapnya tersangka Fitria Sanjaya alias Acil dari Yayasan Abdurrahman Bin Auf (ABA) yang diketahui sebagai tokoh JI.
Pakar paham radikalisme Indonesia, Amir Mahmud tak kaget dengan fenomena tersebut dan telah berjalan cukup lama.
Amir bahkan mebyebut jika kota amal serupa di Soloraya bisa mencapai 13 ribu. Apalagi di Solo, dipastikan lebih karena banyak warung terdapat kotak amal dua hingga tiga buah.
Baca Juga: Selain Menjadi Markas Teroris, Vila Taman Raya juga Dikenal Angker
"Nah dari dana kotak amal ini, mereka berusaha mengembangkan sayap dan jaringan. Kotak amal ini, salah satu bagian dari pendanaan," kata Amir, Selasa (29/12/2020).
Jumlah kotak amal menurut analisa Amir sudah terlihat ketika pilpres. Jumlah kotak amal itu menurutnya sama dengan jumlah massa yang ikut kelompok tersebut dan ditaruh di berbagai warung.
"Karena pendanaan dari luar negeri kan sekarang sudah ditutup. Makanya kelompok ini menggunakan aspek lain yakni pendanaan menggunakan kotak amal," tambah dia.
Lalu, kemana aliran dana itu digunakan? Sosok yang juga Direktur Amir Machmud Center itu memaparkan, uang itu digunakan untuk untuk mengikuti pelatihan di Suriah.
"Dulu biasanya modelnya dengan menjual buku-buku dakwah. Namun karena anjlok dan akhirnya kurang maksimal, mereka jadi kesulitan berjualan," ujar Amir.
Baca Juga: Ini Taman yang Digunakan untuk Latihan Menembak Teroris di Bandungan
"Menurut saya, pemerintah segera menagemen dengan lembaga yang dimilikinya dari bazanas, laziz dan semacamnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menegasjan, pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan informasi resmi soal yayasan kotak amal ini.
Dirinya juga belum memastikan apakah lokasi yang dimaksudkan benar-benar Solo atau sekitarnya.
"Jadi harus diketahui dulu Solonya mana? Karena banyak yang tinggal di Sukoharjo atau Boyolali tapi mengaku dari Solo, rumah Boyolali juga ngakunya Solo," ucapnya.
Berita Terkait
-
Antara Deflasi dan Pahala: Kotak Amal Masjid di Aceh Menyusut?
-
Cek Fakta: Penghancuran Masjid Tempat Teroris Menyusun Rencana
-
BNPT Ungkap Strategi Digital Lawan Ekstremisme: Libatkan NU, Muhammadiyah, dan LSM
-
BNPT Perkuat Strategi Anti-Terorisme, Gandeng Masyarakat Sipil di RAN PE Fase 2
-
Waspada! BNPT Ungkap Keresahan Sosial Jadi Celah Rekrutmen Teroris
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Soal Ijazah Jokowi, Tim Hukum Merah Putih: Tuduhan Roy Suryo Penuhi Unsur Pidana
-
Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran
-
Gunungan Makin Tinggi, PLTSa Putri Cempo Hanya Mampu Mengolah 120 Ton Sampah
-
Maling Burung di Solo Kena Batunya: Kepergok di Banyuagung, Berakhir Diciduk Tim Sparta
-
Satresnarkoba Polresta Solo Sikat Kurir Sabu di Mojosongo, Barang Bukti Siap Edar Disita