Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 16 Desember 2020 | 21:16 WIB
Kades Glodogan, Klaten Selatan Zaenal Arifin. (Istimewa/Dokumentasi pribadi)

SuaraSurakarta.id - Kejadian lucu namun tak mengenakkan dialami Kades Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan, Zaenal Arifin usai makan di Warung Bakmi Dhemit, Mojayan, Klaten Tengah, Selasa (15/12/2020) siang.

Dilansir dari Solopos.com jaringan berita Suara.com, Zaenal harus menjaminkan sepatu karena lupa membawa uang usai mbakmi di warung tersebut.

Cerita lucu dan unik itu akhirnya menjadi bahan perbincangan karena kisahnya sang kades terekam video dan sudah menyebar di beberapa Whatsapp Group (WAG) di tengah masyarakat di kawasan Mojayan dan sekitarnya.

Zainal menceritakan, kisah itu berawal saar lupa membawa dompet saat makan di warung itu setelah mengurus surat kematian salah seorang warganya di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten.

Baca Juga: Mitigasi Erupsi Merapi, 128 Ekor Hewan Ternak Dievakuasi ke TES Balerante

Saat perjalanan pulang, Zaenal Arifin menghentikan sepeda motor dinasnya, Yamaha NMax warna merah di depan Warung Makan Bakmi Dhemit Mojayan, Klaten Tengah. Maklum saja, saat itu sudah jam makan siang.

Di warung bakmi di Mojayan tersebut, Zaenal Arifin memesan nasi goreng satu porsi lengkap dengan telur mata sapi dan dua gelas es teh. Dia juga menyantap satu rempeyek dan kerupuk.

Selesai makan, Zaenal Arifin mendatangi kasir. Setelah diberi tahu nominal yang harus dibayar, Zaenal Arifin langsung merogoh dompet di saku celananya. Begitu tidak menemukan dompetnya, Zaenal Arifin mulai kebingungan.

Di hadapan wanita penjaga kasir, Zaenal Arifin yang mengenakan peci hitam, kemeja batik, dan sepatu hitam itu berterus terang mengaku tidak membawa dompet.

Spontan, Zaenal Arifin langsung meminta maaf kepada petugas kasir dan pemilik warung. Di kesempatan itu, Zaenal Arifin juga menjelaskan bahwa dirinya benar-benar lupa membawa dompet.

Baca Juga: Tewas di Dalam Tahanan, Begini Sosok Ali Mahbub di Mata Keluarga

Selanjutnya, Kades Glodogan itu langsung membuka kemeja batiknya untuk ditinggal di warung sebagai jaminan. Meski ditolak pemilik warung, Zaenal Arifin tetap ingin meninggalkan barang di warung sebelum pulang ke rumahnya.

Di lokasi itu, Zaenal Arifin yang pernah bertugas sebagai prajurit TNI di usia mudanya itu juga menjelaskan bahwa dirinya merupakan seorang kades di Glodogan. Sehingga, Zaenal Arifin bertekad bertanggung jawab.

Lantaran pemilik warung tidak mau ditinggali baju, Zaenal Arifin berinisiatif meninggalkan sepatu bermereknya di warung bakmi tersebut. Sepatu bermerek Handymen Original black milik Zaenal Arifin itu senilai kurang lebih Rp300.000.

Sesampai di rumah, pria kelahiran 1 April 1968 itu langsung mengambil dompet dan kembali ke warung bakmi di Mojayan untuk membayar makanan dan minuman yang telah dimakan/diminum. Setelah utangnya dibayar, Zaenal Arifin dipersilakan mengambil sepatu bermereknya.

"Malunya minta ampun saat itu. Saya memang tak membawa dompet. Sementara, handphone (HP) saya, baterainya low batt. Akhirnya, sepatu dinas saya tinggal sebagai jaminan. Sekitar 20 menit kemudian, saya kembali ke warung itu untuk menebusnya," kata Zaenal Arifin, kepada Solopos.com, Rabu (16/12/2020).

Load More