SuaraSurakarta.id - Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo dikabarkan sempat memanas jelang proses revitalisasi mulai November mendatang.
Suasana memanas itu dipicu kesalahpahaman antara ubu Lembaga Dewan Adat pimpinan GKR Wandansari atau Goesti Moeng dan pihak Sinuhun Pakubuwono XIII hingga saling cekcok.
Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat membenarkan adanya kesalahanpahaman antar kedua pihak yang terjadi, Senin (9/10/2023).
Dani memaparkan, saat itu Sinuhun sedang melakukan ritual rutin dan kebetulan sedang berkeliling keraton kemudian berhenti di area Kamandungan.
Baca Juga:Apes Lur! Asyik Berebut Gunungan Grebeg Maulud, Sejumlah Warga Kecopetan, Ada yang Kehilangan Ponsel
Sinuhun kemudian meminta agar pintu Kamandungan ditutup sementara hingga ritual selesai.
"Memang ada sedikit kesalahanpahaman. Dan tadi sudah clear," katanya.
Dani menjelaskan, Sinuhun setiap hari Senin dan Kamis melakukan sebuah ritual khusus yang hanya diketahui oleh dirinya. Kemungkinan Sinuhun ingin bermeditasi di kawasan tersebut.
"Mungkin beliau berdoa atau apa. Karena ini keraton menjelang revitalisasi. Situasi saat ini kondusif, aman," beber dia.
Di sisi lain, Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta Kanjeng Pangeran Eddy Wirabhumi mengungkapkan bahwa ada upaya penutupan pintu Kamandungan oleh pihak Sinuhun.
Baca Juga:Ribuan Warga Ngalap Berkah dengan Berebut Gunungan di Grebeg Maulud Keraton Solo
"Pintu tengah (Kamandungan) dikunci lagi. Alasannya mau dahar (makan) terus kami buka. Setelah dibuka itu gembok diminta dan diganti gembok baru, terus mau menggembok pintu yang lain lagi," katanya.
Upaya tersebut gagal setelah Eddy melakukan negosiasi. Dia juga mengantarkan Sinuhun pulang ke kediamannya.
"Untung saya cepat datang. Akhirnya bisa lerem (reda) akhirnya saya ajak masuk. Pintu tengah sudah digembok lagi," tutupnya.