"Namun, saya tidak pernah melakukan hal-hal yang istilah merugikan masyarakat, seperti mencopet, memalak, atua mencuri. Tapi kalau bolos kerja untuk kampanye itu saya lakukan, berkelahi dengan aparat zaman dulu itu sudah sering digebuki. Itu lah yang selalu diingat oleh ibu ketua umum," kisah dia.
Rudy mengakui sebagai kader partai yang taat dan patuh terhadap ketua umum. Jadi berantemnya bukan sama ketua umum atau kader tapi lawan politik.
"Saya berantem sama ibu sudah dipecat dari dulu-dulu. Saya itu kader partai yang taat dan patuh terhadap ketua umum, saya sudah sampaikan ke ibu, ibaratnya kepala saya diminta untuk kepentingan PDIP atau masyarakat, saya serahkan untuk ibu, ibaratnya saya disuruh masuk sumur dalam dan beracun sekalipun saya lakukan. Namun, saya tidak asal masuk sumur saja tapi dengan cara-cara mengambil di dalam sumur itu bisa ada hasilnya dan bermanfaat," ujar Rudy.
Saat pertama kali kampanye di Jateng sampai dengan tahun 1998 itu yang namanya orang tertindas pasti akan melawan. Makanya jangan menganggu.
Baca Juga:PSI Klaim 'Mengaku' Sebagai Adik PDIP, Bambang Pacul Bilang Boleh Saja, Tapi Singgung Soal Etika
Rudy bercerita jika Megawati selalu memanggilnya dengan julukan preman yang punya militansi dan tidak hanya sekedar loyalitas.
"Ibu cerita kalau 'aku lebih senang Rudy sebagai dijuluki preman tapi punya militansi', kan gitu daripada saya punya namun ya loyal tok loyalitas. Kalau militan itu pasti begitu ada partai diserang dalam keadaan bahaya maju terus pantang mundur, yang dimau ibu itu. Kalau militan itu tidak pernah berpikir masalah mater, tapi bagaimana berjuang meraih sebuah kekuasaan sesuai dengan pesan Bung Karno dan ketua umum," ucapnya.
Rudy menilai sering disebut Megawati karena darinya dari dulu sampai sekarang tidak berubah.
"Mungkin pola hidup saya, rumah saya dan sebagainya mungkin. Yo, men preman, ketika mendapat anugerah dari Tuhan bisa mengabdi, melayani masyarakat di pemerintahan saya tidak pernah melakukan jual beli jabatan, kira-kira begitu," tandas dia.
"Korupsi apalagi, minta pekerjaan tidak sama sekali. Saya apa adanya kalau sama beliau," jelas dia.
Baca Juga:Megawati Mengaku Cantik, Politisi PDIP Ini Blak-blakan Sempat Ingin Pacari Putri Sang Proklamator
Kontributor : Ari Welianto