Hasil Survei: Pemanfaatan Data di Indonesia Bisa Tingkatkan Pendapatan Bisnis

Hasil riset menunjukkan bahwa organisasi bisnis di Indonesia yang mampu memanfaatkan kekuatan data, dapat meningkatkan pendapatan bisnis tahunan

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 06:00 WIB
Hasil Survei: Pemanfaatan Data di Indonesia Bisa Tingkatkan Pendapatan Bisnis
ilustrasi bisnis. Hasil riset menunjukkan bahwa organisasi bisnis di Indonesia yang mampu memanfaatkan kekuatan data, dapat meningkatkan pendapatan bisnis tahunan. (freepik.com/rawpixel.com)

SuaraSurakarta.id - Perusahaan teknologi Amazon Web Services, Inc. (AWS) dan Deloitte Access Economics dalam riset terbaru mereka menunjukkan bahwa organisasi bisnis di Indonesia yang mampu memanfaatkan kekuatan data, dapat meningkatkan pendapatan bisnis tahunan mereka sebesar rata-rata 13,8 persen.

Laporan bertajuk "Demystifying Data 2022" itu menunjukkan, bagi organisasi berskala besar, angka ini setara dengan penambahan pendapatan tahunan sebanyak Rp650 miliar.

"Untuk dapat secara efektif mengubah data menjadi keuntungan bisnis, organisasi harus memiliki peta jalan yang jelas dan praktis sebagai panduan dalam meningkatkan kematangan data, berinvestasi untuk menarik dan mempertahankan talenta, serta memanfaatkan teknologi yang tepat untuk menuai manfaat penuh," kata Direktur Artificial Intelligence & Data Deloitte di Asia Tenggara Rio Ricardo dikutip dari ANTARA pada Kamis (20/10/2022).

Adapun dalam survei tersebut, diukur kematangan data organisasi responden, yaitu, sejauh mana sebuah organisasi menggunakan data yang mereka hasilkan.

Baca Juga:Deretan Bisnis Alvin Lim, Pengacara Sekaligus Pengusaha yang Kini Terjerat Hukum

Pengukuran menggunakan skala lima angka dalam tingkatan dasar dan pemula (basic and beginner), Menengah (Intermediate), hingga tingkat lanjut dan penguasaan (advanced dan mastery).

Lebih dari separuh (57 persen) organisasi yang disurvei di Indonesia berkisah bahwa menangkap dan menganalisis data secara efektif dapat menghasilkan peningkatan penjualan dan pendapatan, peningkatan produktivitas (56 persen), dan memungkinkan inovasi (54 persen).

Namun, laporan tersebut menemukan bahwa meskipun kian banyak hal yang dapat dilakukan dengan kekuatan data di dunia yang semakin digital ini, ternyata 88 persen organisasi di Indonesia masih dalam tahap kematangan data Dasar dan Pemula.

Meski jelas terdapat manfaat dari upaya peningkatan kematangan data, banyak organisasi di Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan dalam melakukan hal ini. Hambatan utama yang paling banyak dicetuskan organisasi dalam survei tersebut adalah dalam penggunaan data dan alat-alat serta teknologi analitik (46 persen), diikuti oleh kurangnya pendanaan (30 persen).

Kenyataan ini diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19, di mana 52 persen dari pelaku bisnis mengakui bahwa sejak terjadinya pandemi, prioritas utama mereka adalah bagaimana caranya bertahan, dan ini berujung pada berkurangnya sumber daya yang tersedia untuk data dan analitik.

Baca Juga:Rencana Bisnis RPH Raffi Ahmad di Lombok Mendadak Hilang, Disnkakeswan : Tidak Jelas

Selain itu, 44 persen dari organisasi-organisasi ini menyebutkan keamanan dan risiko data sebagai hambatan lain, yang dapat menimbulkan biaya dalam jumlah cukup besar.

Ricardo mengatakan, berinvestasi untuk solusi cloud akan membantu bisnis mempercepat tingkat kematangan data mereka dan memperoleh wawasan berbasis data.

"Faktanya, bisnis yang sudah menggunakan cloud memiliki peluang 60 persen lebih besar untuk mengalami peningkatan produktivitas sebagai manfaat penggunaan data dan analitik, dibandingkan dengan bisnis yang belum mengadopsi cloud," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini