SuaraSurakarta.id - Nielsen menyebutkan belanja iklan di semester pertama 2022 mengalami peningkatan menandai ekonomi dan kondisi industri di Tanah Air mulai pulih.
Adapun kenaikan secara keseluruhan tercatat mencapai 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama dibanding tahun sebelumnya, dengan belanja iklan di TV masih mendominasi disusul dengan iklan di media digital.
"Secara umum peningkatan belanja iklan ini cukup menandakan optimisme pengiklan masih cukup tinggi untuk beriklan di tengah transisi ini. Khususnya untuk saluran televisi dan digital masih dipercaya menjadi kanal yang efektif untuk mempromosikan produknya ke publik," ujar Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina dikutip dari ANTARA, Sabtu (13/8/2022).
Lebih lanjut Hellen menyebutkan untuk belanja iklan di TV masih mendominasi dengan porsi belanja iklan sebesar 79,2 persen tumbuh sebesar 8 persen dari tahun lalu, dengan jumlah pembelian Rp107,5 triliun.
Baca Juga:Ekonomi Indonesia Kembali ke Level Sebelum Pandemi Covid-19
Sementara untuk belanja iklan secara digital juga tercatat meningkat 6 persen dari seluruh total belanja iklan senilai Rp20,5 triliun.
Namun untuk belanja iklan di media cetak dan radio tercatat mengalami kontraksi.
"Terlihat belanja iklan didominasi oleh produk FMCG dan e-commerce, dimana FMCG banyak beriklan di saluran televisi sedangkan e- commerce banyak beriklan di saluran digital," kata Hellen.
Pemborong belanja iklan palig banyak dilakukan oleh penyedia layanan daring dengan nilai pembelian iklan sebesar Rp28,5 triliun.
Disusul oleh kategori perawatan rambut yang mengisi posisi kedua dengan total belanja iklan sebesar Rp6,9 triliun.
Baca Juga:Kontribusi BUMN Pimpinan Erick Thohir di Tengah Pandemi dan Krisis Global
Secara umum selain dua kategori itu, pengiklan terbanyak yang melakukan pembelian ialah dari kategori bumbu dapur serta organisasi politik dan pemerintah.
- 1
- 2