Cyberbullying Semakin Marak, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya

Penggunaan internet bagi anak usia sekolah adalah salah satu penyebab fenomena perundungan di dunia maya atau cyberbullying

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 24 Juli 2022 | 15:35 WIB
Cyberbullying Semakin Marak, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Ilustrasi anak korban bullying. Penggunaan internet bagi anak usia sekolah adalah salah satu penyebab fenomena perundungan di dunia maya atau cyberbullying. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Tidak bisa dipungkiri saat ini akses internet menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh semua orang, termasuk anak-anak.

Bagi siswa, internet memang sangat menunjang kegiatan belajar, terutama di masa pandemi. Beragam manfaat mulai dari sarana komunikasi hingga mendapatkan informasi.

Namun sisi lain dari penggunaan internet bagi anak usia sekolah adalah fenomena perundungan di dunia maya (cyberbullying) yang kian marak.

Berdasarkan Laporan Survei Internet Indonesia yang disusun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) per 2021-2022(Q1), Tingkat penetrasi internet pada anak usia 5-12 tahun mencapai 62.43 persen, sedangkan pada anak usia 13-18 penetrasi internetnya sebesar 99,16 persen.

Baca Juga:Tidak Mengomentari 3 Hal Ini Bisa Membuatmu Dianggap Beretika di Media Sosial

Sebanyak 90,61 persen anak usia 13-18 tahun tersebut mengakses internet melalui gawai.

Menurut hasil penelitian Center For Digital Society (CfDS) per Agustus 2021 bertajuk Teenager-Related Cyberbullying Case In Indonesia yang dilakukan kepada 3077 siswa SMP dan SMA usia 13-18 dari 34 provinsi di Indonesia.

Hasil penelitian terkait cyberbullying tersebut menyebutkan sebanyak 1895 siswa (45,35 persen) mengaku pernah menjadi korban, sementara 1182 siswa (38,41 persen) lainnya menjadi pelaku. 

Cyberbullying platform sosial media yang jamak digunakan WhatsApp, Instagram dan Facebook. Adapun perilaku cyberbullying yang paling sering dilakukan adalah kekerasan siber (harassment), pencemaran nama baik (denigration) serta pengucilan (exclusion).

Dari sisi dampak, menurut UNICEF, cyberbullying akan mempengaruhi tiga aspek yakni mental, emosional dan fisik. Secara mental, siswa yang mengalami cyberbullying akan merasa kesal, malu, bodoh bahkan marah. Dari aspek emosional, korban cyberbullying akan kehilangan minat pada hal-hal yang disukai.

Baca Juga:Prihatin Bocah Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing, Jokowi: Jangan Lagi Ada Perundungan

Untuk aspek fisik, dampak yang paling dirasakan korban cyberbullying adalah lelah (kurang tidur), sakit perut dan sakit kepala. Dalam kasus yang ekstrim, cyberbullying bahkan bisa memicu seseorang menjadi depresi hingga melakukan bunuh diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini