SuaraSurakarta.id - Setelah dua tahun lebih berhenti karena pandemi Covid-19, kegiatan mider projo kembali digelar, Jumat (27/5/2022).
Mider projo merupakan kegiatan keliling kampung untuk menyapa dan mengunjungi warga dengan bersepeda.
Mider projo juga untuk melihat kondisi-kondisi yang ada di warga.
Kegiatan mider projo sendiri mulai digelar pada tahun 2004 lalu saat Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi). Setelah itu hingga saat mider projo tetap dipertahankan dan dilakukan wali kota.
Baca Juga:Enggan Tanggapi Kinerja Gibran, Jokowi: Tugas dan Pekerjaan Saya Sendiri Banyak Sekali
Pada mider projo kali ini, Gibran menggenakan sepeda mini Xiaomi warna hitam. Kostum yang dipakai tim asal Liga Inggris, Manchester City.
Dalam mider projo, putra sulung Presiden Jokowi ini ditemani Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Kapolres Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Ini merupakan mider projo pertama setelah vakum selama dua tahun lebih karena pandemi Covid-19.
Ada beberapa lokasi yang ditinjau Gibran dan rombongan pada mider projo setiap Jumat pagi ini.
Dengan star mulai Rumah Dinas Loji Gandrung hingga Stadion Mini Cengklik Nusukan.
Baca Juga:Presiden Jokowi Lepas Masker Saat Blusukan, Gibran Beri Sindiran: Sing Liane Ojo Dilepas
Dalam perjalananya, Gibran dan rombongan berhenti di lokasi shelter Manahan, Taman Cerdas Gilingan, menyapa warga kampung di Rejosari dan berkahir di Stadion Mini Surakarta di Kampung Cengklik.
"Ini mider projo pertama usai vakum dua tahun karena pandemi Covid-19," ujar Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, Jumat (28/5/2022).
Saat bersepeda mider projo, Gibran menemukan sejumlah jalan yang berlubang, hingga stunting di daerah Gilingan.
"Stunting dan biasalah jalan-jalan berlubang. Nanti kita bereskan," katanya.
Dari temuan-temuan tersebut, yang menjadi perhatian serius Gibran adalah masalah stunting.
Menurutnya, itu sangat berbahaya dan butuh segera penanganan untuk menekan penyebaran.
"Kita akan lihat penyebabnya, di Gilingan tadi ada 7 persen kasus dan itu tinggi. Ada juga yang kemungkinan tuberculosis (TB) tadi, ada juga yang sedikit kita paksa untuk KB," ungkap dia.
Gibran tidak penyebabnya yang terindikasi TB itu, apakah sudah stunting atau gizi buruk.
"Saya kurang tahu, soalnya dari kecil memang prematur. Nanti kita dampingi terus dan cek semua," sambungnya.
Nanti juga sudah langsung dilakukan monitor dan pemeriksaan. "Dari pemeriksaan dan lainnya kita pantau semua. Kita fasilitasi semua," ucap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Solo, Purwanti mengatakan jika di Gilingan menjadi fokus untuk penanganan stunting di tahun ini.
Di sini kasus stunting ada 7 persen dan itu termasuk tinggi. Sehingga perlu dilakukan pencegahan dan penanganan.
"Di Gilingan itu keluarga beresiko stunting ada sekitar 1.103 orang, itu seperti hamil terlalu muda. Jadi perlu pencegahan dan penanganan," imbuhnya.
Bersama, wali kota tadi door to door mengunjungi keluarga yang beresiko tadi. Tadi dilakukan sosialisasi untuk pencegahan kasus stunting di Kota Solo.
"Target kita di tahun 2024 nanti Kota Solo zero stunting. Jadi upaya pencegahan terus dilakukan, jangan sampai muncul kasus stunting baru," pungkas dia.
Kontributor : Ari Welianto