SuaraSurakarta.id - Anak muda atau generasi milenial sering dianggap remeh di berbagai kelompok. Pesimisme untuk memberikan tanggung jawab pun masih terjadi.
Namun, di era serba teknologi atau digital saat ini, peran anak muda ternyata memberikan dampak tersendiri kepada perubahan gaya hidup. Tetapi masih ada juga anak muda yang tidak kreatif dan terjerumus dalam pergaulan yang menyesatkan.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta agar generasi muda tidak terpengaruh oleh ajakan pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan kerusakan.
"Jangan mau diajak rusak-rusakan, yang merusak itu, yang rusak-rusakan itu akan merusak hidup kalian nanti. Karena masa depan ini milik kalian, kita ini sebentar lagi lewat. Ini masa depan milik kalian, kalian yang harus putuskan macam apa yang akan kalian hidupi nanti,” ujar KH Yahya Cholil Staquf dikutip dari ANTARA di Jakarta, Jumat (31/3/2022).
Baca Juga:Ulasan Buku Dilarang Gondrong: Praktik Kekuasaan Orde Baru Terhadap Anak Muda Era 1970an
Yahya mengajak generasi muda dan masyarakat untuk terus mempraktikkan warisan budaya Nusantara, yakni menjaga harmoni dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
"Warisan ini sebetulnya hari-hari ini dan masa depan sangat dibutuhkan oleh dunia," imbuh dia.
Untuk itu, jika ingin melihat bangsa Indonesia menyumbangkan sesuatu yang sungguh berarti bagi seluruh peradaban umat manusia, semua pihak harus memperkenalkan, dan mengembangkan warisan harmoni dan toleransi asli Indonesia kepada dunia.
"Pertama-tama kita harus buktikan sendiri bahwa kita kuat untuk memelihara tradisi toleransi dan harmoni itu di antara kita semua," kata dia.
Pada diskusi itu, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Pdt Jacky Manuputty, mengatakan perkembangan digital atau kemajuan teknologi juga beriringan dengan beredarnya informasi kontra narasi agama.
Baca Juga:Sederet Sindiran Menohok Megawati untuk Anak Muda di Indonesia, Jleb Banget!
Menurutnya, kontra narasi agama berpotensi mengarah pada perpecahan di Indonesia.