SuaraSurakarta.id - Pengejaran hingga penembakan teroris oleh Densus 88 Mabes Polri mengungkap sejumlah cerita menarik dari warga di lokasi kejadian.
Seperti diketahui, Densus 88 menembak mati teroris bernama Sunardi alias SU di Dukuh Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (9/3/2022) malam.
Sariman, seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian tak mengetahui jika suara benturan pagar depan rumahnya ditabrak mobil milik tersangka.
"Rabu sekitar jam 9 malam, saya mendengar suara benturan keras di depan rumah. Ketika saya keluar, ternyata ada mobil yang menabrak pagar rumah," ungkap Sariman, Minggu (13/3/2022).
Baca Juga:Aktivis Muda NU Sebut Langkah Densus 88 Tembak Mati Teroris di Sukoharjo Sudah Tepat, Ini Alasannya
Akibat tumbukan mobil Mitsubishi Strada warna silver yang dikendarai Sunardi, sebagian tembok pagar rumah Sariman remuk. Benturan yang diperkirakan cukup keras itu, juga menjadikan pintu pagar miliknya lepas.
Sariman sempat mengira mobil yang menabrak pagarnya itu dikendarai pemabuk, pasalnya jalanan depan rumahnya sering dipakai kebut-kebutan oleh sejumlah remaja.
"Namun belakangan saya diberi tahu petugas kalau ada pengejaran tersangka teroris. Itu pun saya tahu saat dipanggil sebagai saksi ke polres (Sukoharjo)," tambahnya.
Sejumlah saksi mata lain menuturkan, pengejaran Sunardi sudah dilakukan sejak di dekat tempat prakteknya di Kecamatan Polokarto.
Kejar mengejar yang terjadi berjalan cukup seru. Sunardi sempat meliuk-liukkan mobilnya ketika dipepet aparat densus 88. Padahal pada saat kejadian, situasi lalu-lintas di jalan Bekonang-Sukoharjo masih cukup ramai.
Baca Juga:Ditembak Densus 88 Hingga Tewas, Ini Sepak Terjang Dokter Sunardi di Jamaah Islamiah
Sebuah rekaman cctv memperlihatkan mobil Sunardi sempat membanting setir melawan arah dan menimbulkan percikan api di aspal. Aksi bak film action itu turut disaksikan sejumlah pengendara motor yang melintas.
Namun akhirnya, pengejaran terhadap salah seorang petinggi Hilal Amar yang terafiliasi ke Jamaah Islamiyah itu terhenti, ketika petugas terpaksa mengambil tindakan tegas terukur pada pria kelahiran tahun1968 itu.