Untuk lebar anak tangga 39 sentimeter dengan ketebalan 11 sentimeter. Jarak anak tangga sendiri 17 sentimeter.
Pada perkembangannya ketinggian menara tersebut berfungsi sebagai tempat meletakkan perangkat komunikasi berupa pengeras suara.
Di mana diharapkan mampu memperdengarkan suara adzan hingga jarak jangkauan yang lebih jauh.
"Tidak tahu sejak kapan mulai tidak difungsikan sebagai tempat mengumandangkan adzan. Sejak saya kecil sudah pakai listrik," sambungnya.
Rencananya ke depan, menara Masjid Agung ini akan dimanfaatkan lagi. Tidak untuk tempat mengumandangkan adzan tapi sebagai wisata religi.
"Sekarang menara ini jadi pelengkap Masjid Agung. Menara menjadi salah satu yang akan dibenahi dan buat wisata religi," ucap dia.
Alif menambahkan, hanya saja untuk naik menara akan dibatasi. Kalau observasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) masih kuat.
"Kalau difungsikan buat wisata ada batasan yang naik ke menara, mungkin 5 atau 10 orang," terangnya.
Seperti ketahui, jik Masjid Agung Solo dibangun di masa pemerintahan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwono (PB) II.
Baca Juga:Gibran Diduga Langgar UU, Pakar Sebut Harus Dinonaktifkan Jadi Wali Kota Selama 3 Bulan
Proses pembangunan Masjid Agung dilakukan secara bertahap hingga beberapa tahun kedepan. Sebagian bahan bangunan yang dipakai merupakan bekas Masjid Agung Kartasura yang dibawa oleh PB II.