SuaraSurakarta.id - Pegiat sejarah budaya Solo, Surodjo angkat bicara berkait amukan GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro dalam sebuah komentar di akun Instagram beberapa waktu lalu.
Komentar itu berkaitan dengan kabar jika GPH Bhre Cakrahutomo Wiro Sudjiwo menjadi calon terkuat untuk naik tahta sebagai KGPAA Mangkunegara X.
GPH Bhre merupakan putra KGPAA Mangkunegara IX dengan Prameswari Dalem (Permaisuri) KGPAA Mangkunegara IX.
Surodjo mengungkapkan bahwa harus ada komunikasi intensif atau musyawarah di keluarga inti Puro Mangkunegaran terkait adanya kisruh tersebut.
Baca Juga:Cucu Bung Karno Paundrakarna Ngamuk di Medsos Soal Suksesi Mangkunegaran, Wedono Pura: Biarkan Saja!
"Kami tidak tahu yang sebenarnya. Namun, itu mungkin hanya menanggapi pernyataan dari salah satu pejabat di Mangkunegaran yang menjelaskan sudah adanya kandidat terpilih dalam suksesi yang dimuat di media massa," ungkap Surodjo, kepada Suarasurakarta.id, Kamis (27/1/2022).
Namun, Surodjo juga menyangsikan pernyataan sebelumnya yang menyebut jika kandidat kuat Mangkunegara X adalah putra kakung dari prameswari dalem atau permaisuri KGPAA Mangkunegara IX Prisca Marina Haryogi Supardi.
Jika berkaca demikian, sosok tersebut mengarah kepada GPH Bhre Cakrahutomo.
Menurutnya, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan fakta yang dan menurutnya bertentangan.
"Kami melihat mungkin pernyataan yang dimaksud dari salah satu pejabat itu hanya mengenai kesiapan perangkat atau aturan tata cara pemilihan. Jadi menurut kami, hal itu belum mengerucut ke sosok pengganti Mangkunegara lX, mungkin seperti itu," tegasnya.
Namun dirinya melihat yang paling penting adalah musyawarah keluarga inti dengan sesepuh untuk merumuskan agenda suksesi. Mulai tata-cara penunjuka hingga mekanisme pencarian sosok untuk menjadi Mangkunegara X.
Sementara menanggapi pada suksesi di Puro Mangkunegaran yang saat ini masih menjadi tanda tanya besar dalam siapa pengganti Mangkunegara lX nantinya, Surodjo berpendapat saat ini masih dalam musyawarah.
"Kalau saya melihat saat ini sudah ada arah untuk menuju ke rencana musyawarah. Namun kami melihat juga bahwa saat ini mungkin masih belum ada musyawarah yang berkaitan dengan langkah suksesi tersebut," paparnya.
Dirinya menggaris bawahi, bahwa untuk menetapkan pengganti sosok Mangkunegara lX tersebut perlu adanya kekompakan di keluarga inti.
"Untuk menetapkan sosok penganti perlu adanya kebersamaan. Jangan ada keputusan sepihak yang bisa menimbulkan ganjalan ke depan," jelas Surodjo.
Kontributor : Budi Kusumo