Keren Lur! Film Karya Sutradara Asal Kota Solo Diputar di Jakarta Film Week

Film karya sutradara asal kota Solo itu diputar pada festival Internasional Jakarta Film Week

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 14 November 2021 | 15:35 WIB
Keren Lur! Film Karya Sutradara Asal Kota Solo Diputar di Jakarta Film Week
Salah satu adegan dalam film You and I karya sutradara asal Solo, Fanny Chotimah. [Solopos/Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Dua film karya sutradara dari Kota Solo diputar di Festival Internasional Jakarta Film Week (JFW). Hal itu tentu saja menjadi prestasi yang membanggakan. 

Menyadur dari Solopos.com, dua sutradara andalan Kota Solo yakni Fanny Chotimah dan Bani Nasution menyumbang karya film mereka dalam festival internasional Jakarta Film Week (JFW), Kamis-Minggu (18-21/11/2021).

Karya Fanny berjudul You and I bakal tayang dalam kategori Global Feature-Non Competition. Sementara, film fiksi besutan Bani Two Fishes and a Dish mendapat kehormatan sebagai Official Selection JFW 2021.

JFW merupakan festival film internasional yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Super 8mm.

Baca Juga:Jerome Kurnia: Mohon Maaf Gak Pernah Rangking, Tapi Dapat Piala Citra

Program-program yang dilaksanakan JFW mencakup penayangan film panjang dan pendek dari berbagai negara, pendanaan ide cerita terpilih dalam Jakarta Film Fund, Masterclass untuk pekerja film profesional, serta diskusi.

Sutradara film asal Solo itu juga ditunjuk sebagai pembicara dalam diskusi bertema “Mimpi-Mimpi Urban: Jakarta dan Daerah dalam Sinema”. Acara ini diadakan pada Minggu (7/11/2021) lalu.

You and I merupakan debut Fanny sebagai sutradara film dokumenter. Karya ini diapresiasi berbagai macam penghargaan, di antaranya world premier sekaligus dinobatkan sebagai judul terbaik kategori Asia di DMZ International Documentary Film Festival, Korea Selatan, pada September 2020.

You and I juga membawa Fanny sang sutradara asal Solo memenangi Piala Citra-Festival Film Indonesia (FFI) 2020 kategori Dokumenter Panjang Terbaik. Secara singkat You and I menceritakan persahabatan Kaminah, 70, dan Kusdalini, 74.

Salah satu adegan dalam film You and I karya sutradara asal Solo, Fanny Chotimah. (Istimewa)
Keduanya bertemu di penjara setengah abad lalu saat sama-sama menjadi tahanan politik. Setelah dibebaskan, mereka hidup bersama hingga masa tuanya di Solo.

Baca Juga:Sembuh dari Hepatitis C, Begini Penampilan Gary Iskak di FFI 2021

Tugas Akhir Perkuliahan

Proses pembuatan You and I terbilang panjang yakni 2016-akhir 2019. You and I telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk memperkuat cerita, penyuntingan, hingga pendanaan. Di antaranya Festival Film Dokumenter (FFD) Master Class 2016, Docs By The Sea 2017, Laboratorium Olah Cerita & Kisah (LOCK) 2019, serta DMZ International Documentary Film Festival.

Selanjutnya, film Two Fishes and a Dish merupakan karya kolaborasi sutradara asal Solo, Bani Nasution dengan dua rekannya yakni Fandy Putra Mustofa selaku scriptwriter dan DOP serta Olen Saddha sebagai produser.

Bani saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (11/11/2021), mengatakan karya tersebut berawal dari ide Fandy untuk membuat tugas akhir perkuliahan di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Disusul sejumlah ide dan masukan dari Olen selaku produser. Film dengan judul terjemahan Dua Ikan dan Sepiring Nasi ini menyoroti tentang aturan pemerintah dan konstruksi sosial yang membuat rapuhnya institusi pernikahan.

Ketidakterbukaan dalam rumah tangga membuat relasi antara suami dan istri sekadar formalitas belaka. Ceritanya dimulai dari seorang perempuan yang ingin menceraikan suaminya. Namun sesampainya di rumah, ia mendapati sang suami memiliki pria idaman lain.

“Memang ada isu tentang homoseksual. Namun, yang kami soroti di sini sebenarnya soal rapuhnya institusi pernikahan. Homoseksual hanya penegasan salah satu kasus yang ada dalam pernikahan. Kasus-kasus seperti ini ternyata ada cukup banyak di sekitar kita,” terang Bani.

Film Sunyi

Karya sutradara Solo di bawah naungan Rumah Produksi Liar Liar Film ini dibintangi tiga seniman andalan Solo dan Yogyakarta. Mereka adalah sutradara sekaligus pengajar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yusron Fuadi. Kedua yakni penari, koreografer, dan aktris Solo, Dwi Windarti. Terakhir, adalah pemain teater sekaligus musikus Solo, Eko Pethel.

Keterlibatan tiga seniman beda lini tersebut memperkuat Two Fishes and A Dish. Bani menggarapnya jadi film sunyi yang menggabungkan napas teater, tari, dan angle gambar dramatis.

Kegelisahan perasaan mereka bertiga tak banyak disampaikan lewat dialog, melainkan lewat pengambilan angle gambar dan video. “Ya, ini film sunyi. Artinya, bukan karya ramai yang banyak dialog, begitu,” terang Bani, Kamis.

Proses produksi dilakukan pada 2018 silam dengan seting di rumah lawas daerah Rawa Jombor, Klaten. Namun karya Bani cs baru selesai akhir 2020 karena Pandemi Covid-19.

Two Fishes and A Dish kemudian tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2020, dilanjutkan pemutaran ke sejumlah festival lain. “Sudah ke mana-mana, tapi belum diputar di kota sendiri, yakni Solo. Kami juga pengin segera diputar di Solo. Semoga tahun depan bisa ya,” harap Bani.

Bani tercatat sebagai sineas Solo yang cukup aktif membuat karya. Sebelumnya ia menggarap Along the One Way (2016), dan beberapa judul lain.

Filmnya soal Pilkada Solo tersebut memenangi sejumlah penghargaan seperti Special Jury Mention dalam ajang Sea Short Film Festival di Kuala Lumpur, Malaysia. Kemudian Gold Award pada Juree Indonesia 2019 – Viddsee, dan masuk daftar nominasi Piala Citra 2017 kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini