Pandemi Belum Usai, Dokter Ingatkan Bahaya COVID-19 Terhadap Penderita Penyakit Jantung

Dokter kembali mengingatkan bahaya COVID-19 terhadap penderita penyakit jantung

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 06 November 2021 | 18:59 WIB
Pandemi Belum Usai, Dokter Ingatkan Bahaya COVID-19 Terhadap Penderita Penyakit Jantung
Ilustrasi jantung manusia. Dokter kembali mengingatkan bahaya COVID-19 terhadap penderita penyakit jantung. (Shutterstock).

SuaraSurakarta.id - Pandemi COVID-19 sudah berjalan 1 tahun lebih di Indonesia. Masyarakat pun masih diminta waspada meski sudah melakukan vaksin, terutama yang memiliki penyakit kronis. 

Dokter Spesialis Jantung dari Perhimpunan Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr. Hardja Priatna, Sp.JP(K) mengingatkan bahaya timbulnya gangguan jantung setelah terinfeksi COVID-19.

"Memang COVID-19 ini adalah sesuatu yang baru, begitu banyak hal yang kita tidak tahu. Jadi selama hampir dua tahun ini, kita terus mengumpulkan data dan mempelajari virus ini. Memang sudah dilaporkan ada beberapa gangguan jantung akibat infeksi virus ini," kata Hardja dikutip dari ANTARA di Jakarta, Sabtu (6/11/2021).

Beberapa contoh gangguan jantung yang bisa terjadi akibat COVID-19, kata Hardja, di antaranya miokarditis (peradangan pada otot jantung), pericarditis (peradangan selaput jantung), dan aritmia (gangguan irama jantung).

Baca Juga:Dokter Ingatkan Efek Infeksi Covid-19 Bisa Picu Peradangan dan Gangguan Irama Jantung

"Gangguan irama jantung ini ada yang fatal, ada juga yang tidak," imbuhnya. 

Diketahui bahwa hingga saat ini, penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia termasuk di Indonesia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 17,8 juta kematian atau satu dari tiga kematian di dunia setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit jantung.

Sementara berdasarkan riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia tahun 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter Indonesia sebesar 1,5 persen.

Melihat bahaya penyakit jantung tersebut, Hardja pun menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung setelah terkena COVID-19.

"Prinsipnya, setelah kena COVID-19 atau long COVID-19 itu harus konsultasi dengan dokter spesialis jantung karena nanti, dokter akan memeriksa kondisi kardiovaskular dengan lebih teliti," ujar Hardja.

Baca Juga:Mural Bertema Polisi dan Pandemi Hiasi Jalan Trunojoyo

"Tentunya kita juga punya alat rekam jantung dan USG jantung atau ekokardiografi sehingga akan lebih jelas," pungkasnya.

Bertepatan dengan Hari Jantung Sedunia pada 29 September lalu, PERKI merekomendasikan untuk mengaktifkan budaya sehat jantung sebagai langkah pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular di masa pandemi COVID-19.

Beberapa hal yang menjadi rekomendasi PERKI yaitu tetap beraktivitas fisik secara teratur dengan kemampuan kerja jantung dan tubuh, menghindari merokok dan asap rokok, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Pada orang dengan penyakit jantung atau memiliki risiko penyakit jantung, PERKI menyarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum berolahraga agar olahraga yang dilakukan tidak membebani kerja jantung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak