SuaraSurakarta.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan mengantisipasi terkait adanya pihak yang mencoba melakukan penggalangan simpatisan terkait Taliban yang menguasai Afganistan.
BNPT pun akan berupaya jika apa yang terjadi di Afganistan tidak terjadi di Indonesia.
"Kita harus antisipasi jangan sampai salah menyingkapi permasalahan Taliban," terang Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar saat ditemui usai bertemu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balaikota Solo, Kamis (19/8/2021).
Menurutnya, mungkin bisa saja awalnya bersimpati, karena Taliban itu lebih pada urusan dalam negeri di Afganistan.
Baca Juga:Nissan LEAF Andalkan Motor Listrik Murni, di Mana Bisa Mengisi Ulang Baterai?
![Jusuf Kalla saat menjadi Wakil Presiden, bertemu pemimpin Taliban dan mengajak makan Rumah Jabatan Wakil Presiden RI [SuaraSulsel.id / Tim Media JK]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/16/48601-taliban.jpg)
Pihaknya pun menyadari mempelajari dari sosial media (medsos) ada pihak-pihak tertentu ada yang mencoba untuk menggalang simpatisan.
"Ini sedang kita cermati terus," kata dia.
Boy Rafli, berharap pada seluruh masyarakat apapun contoh-contoh yang terjadi berkaitan dengan masalah pergerakan Taliban di negaranya.
Itu yang tidak boleh terjadi atau ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena biar bagaimana pun, kita adalah negara yang memiliki ideologi negara sendiri. Konstitusi sendiri yang sudah pasti mewajibkan kita untuk bela negara sendiri buka bela negara lain," ungkapnya.
Baca Juga:Pandemi Jadi Cambuk, Kemenkes Sebut Sistem Kesehatan Indonesia Perlu Bertransformasi

Boy Rafli menegaskan, jika Taliban itu bukan afiliasi dengan ISIS. Mereka hanya terjebak dalam aksi kekerasan, kekerasan itu kalau didefinisikan dalam hukum sebagai perbuatan teror.
- 1
- 2