Tidak Patungan! Ini Kisah Mbah Rebi, Berkurban Sapi dari Uang Jasa Memijat

Mbah Rebi merupakan penyandang tunanetra yang bekerja menjadi tukang pijat, ia tahun ini akhirnya berkurban 1 ekor sapi

Budi Arista Romadhoni
Senin, 26 Juli 2021 | 09:30 WIB
Tidak Patungan! Ini Kisah Mbah Rebi, Berkurban Sapi dari Uang Jasa Memijat
Mbah Rebi duduk di sofa di rumahnya di Dusun Karangatengah, Desa Jaten, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Minggu (25/7/2021). [Solopos/Bony Eko Wicaksono]

SuaraSurakarta.id - Berkurban biasa dilakukan bagi orang-orang yang mampu pada Idul Adha. Namun demikian banyak juga masyarakat yang melakukan perjuangan untuk bisa memberikan hewan kurban kepada masyarakat. 

Salah satunya adalah tunanetra asal Dusun Karangtengah, Desa Jaten, Selogiri, Wonogiri. Kondisi fisik tak sempurna tak mengendurkan semangat perempuan lanjut usia (lansia) tunanetra ini untuk memberi kurban sapi.

Ia adalah Rebi, nekat berkurban sapi pada Hari Raya Iduladha, 20 Juli lalu. Ia membeli sapi itu dari uang yang  dikumpulkan dengan menjadi tukang pijat.

Dilansir dari Solopos.com, Rebi mengalami gangguan penglihatan sejak kecil. Perlahan-lahan, ia kehilangan daya penglihatan hingga akhirnya buta total sejak duduk di bangku SD.

Baca Juga:Pemain Arema FC asal Jepang Dapat Jatah Daging Kurban, Begini Reaksinya

Rebi sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat panggilan. Ia memiliki banyak pelanggan di wilayah Selogiri. Kadang kala, Mbah Rebi, sapaan akrabnya, dipanggil untuk memijat pelanggan di wilayah kota Wonogiri.

Bahkan ia juga memiliki pelanggan dari Desa Tiyaran, Bulu, Sukoharjo. Uang yang terkumpul dari bayaran sebagai tukang pijat panggilan di Wonogiri dan sekitarnya itu lah yang ia pakai membeli sapi kurban.

“Tidak mesti. Kadang dua kali-tiga kali memijat. Kadang tak satu pun pelanggan yang memanggil untuk dipijat. Namun, saya tetap bersyukur. Saya jalani dengan ikhlas dan sabar,” katanya di rumahnya, Minggu (25/7/2021).

Tidak Patungan

Di tengah keterbatasan fisik dan ekonomi, semangat Mbah Rebi tak surut untuk berbagi untuk sesama saat Iduladha. Mbah Rebi membeli sapi kurban senilai Rp21 juta yang disembelih pada Rabu (21/7/2021).

Baca Juga:Potong 85 Hewan Kurban, Pertamina Sebar 8.026 Paket Daging di Wilayah Operasi Jateng & DIY

Warga Wonogiri itu membeli sendiri sapi kurban yang ia berikan kepada panitia hari besar Iduladha Masjid Muhammad Ibnu Sa’ad Al Zaid di desanya. Mbah Rebi menyampaikan niat berkurban saat Iduladha muncul sejak belasan tahun lalu.

Ia mulai menyisihkan penghasilan dari memijat untuk ditabung setiap hari. Tak banyak uang yang ditabung karena penghasilan yang didapat juga tak menentu. “Kadang Rp10.000 sampai Rp20.000 per hari. Saya menabung sudah puluhan tahun hingga terkumpul lebih dari Rp20 juta. Sapi kurban yang saya beli harganya Rp21 juta,” ujarnya.

Mbah Rebi tinggal sendirian di rumahnya. Sementara kerabat keluarganya tinggal tak jauh dari rumahnya. Mereka kerap menengok kondisi kesehatan Mbah Rebi yang berusia 64 tahun itu.

Senang Bisa Berkurban Sapi Dalam Kondisi Sehat

Mbah Rebi mengaku keinginannya untuk berkurban saat Iduladha telah terealisasi. “Sampun ayem. Tak ada lagi keinginan lainnya. Saya bersyukur bisa berkurban dalam kondisi sehat,” imbuhnya.

Sosok inspiratif asal Wonogiri yang mampu membeli sapi kurban dari hasil memijat itu membuat warga setempat terenyuh dan kagum. Mereka tak menyangka keterbatasan fisik dan ekonomi tak menghalangi niat Mbah Rebi untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan.

Hal ini patut ditiru dan diapresiasi di tengah badai pandemi Covid-19. Rasa solidaritas dan empati tinggi harus terus dibangun tanpa mengenal latar belakang pekerjaan, pendidikan, dan status sosial di masyarakat.

“Saya sendiri kaget mendengar kabar Mbah Rebi membeli sapi kurban sendirian, tidak patungan. Semoga Mbah Rebi selalu sehat dan diberi umur panjang,” kata warga setempat, Ihsanul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak