BOR Covid-19 di Solo Sudah Lampu Merah, Lewati Capaian Tertinggi Januari-Februrai Lalu

Kasus Covid-19 di Kota Solo melonjak tajam, hingga BOR sudah melewati capaian tertinggi sejak Januari-Februari lalu

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 26 Juni 2021 | 13:55 WIB
BOR Covid-19 di Solo Sudah Lampu Merah, Lewati Capaian Tertinggi Januari-Februrai Lalu
Ilustrasi Covid-19. Kasus Covid-19 di Kota Solo melonjak tajam, hingga BOR sudah melewati capaian tertinggi sejak Januari-Februari lalu. (Elements Envato)

SuaraSurakarta.id - Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat  tidur bagi pasien Covid-19 di rumah sakit di Kota Solo sudah lampu merah. Karena posisi saat ini sudah melebihi dari posisi Januri-Februari lalu. 

"BOR di rumah sakit di Solo hingga kemarin sudah 92 persen. Ini lampunya bukan kuning lagi tapi sudah lampur merah," terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Siti Wahyuningsih, Sabtu (26/6/2021). 

Menurutnya, tempat tidurnya itu sudah ditambah banyak sekali. Dulu saat puncak Januari-Februari hanya 880 bed, sekarang sudah mencapai 963 bed. 

"Rumah sakit kalah tambah tidak sekedar tambah tapi juha harus mempersiapkan alat dan SDM. Jadi ini tambah terus kapasitas di rumah sakit," ujar dia. 

Baca Juga:Kasus Covid-19 Meledak Lagi, IDI DIY: Penerapan Prokes Harus Lebih Ketat

Ning menjelaskan, kalau terus ditambah tempat tidur jika hulunya tidak digarap makan jebol atau semakin banyak kasusnya. Ini pastinya jangan sampai terjadi, makanya perlu untuk menghambat laju penyebaran. 

"Caranya itu patuh dengan protokol kesehatan (prokes), salah satunya vaksinasi. Kalau pola pikir kita cuma nambah kapasitas, berapa pun tidak akan selesai," paparnya. 

Ia juga meminta kerjasama kabupaten sekitar untuk memperkuat, karena kasihan tenaga kesehatan yang di Solo ini. Banyak pasien luar Solo yang datang sendiri akhirnya di IGD keleleran. 

Jadi ada komunikasi, bisa mengisi sistem informasi rujukan (Sisru). Kalau tidak mengisi komunikasi dulu dan itu jadi lebih enak. 

"Kami tahu di Solo adalah rujukan, tapi tolong dirujuk yang baik. Nanti kalau antrean di luar UGD kleleran, sesek, dilihat kan elik banget. Kami sebagai orang medis nggak tega. Saya khawatir kalau kejadian di Jakarta terjadi di Solo, saya tidak mau itu terjadi," paparnya. 

Baca Juga:Kasus Covid-19 Meningkat, APBD Batam Diprediksi Defisit Rp200 Milyar

Kalau mau merujuk itu jika pasien terkonfirmasi positif, hubungi puskesmas, nanti puskesmas yang kirim ambulans. SOP disini seperti itu, meskipun ada beberapa yang nekat kadang kadang. 

Puskesmas assessment ini di Donohudan, atau ini rumah sakit. Kalau rumah sakit, puskesmas pasti akan menganter.

Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan jika Solo belum menuju zona merah meski daerah sekitar sudah zona merah. 

"Belum menuju ke merah. Perlu dipahami, sekali lagi ya, BOR kita itu tinggi karena kita juga merawat orang-orang dari luar kota. Se-Jawa Tengah ke Solo," ungkap dia. 

Nantinya akan disiapkan rumah sakit darut di Rumkitlap di Banteng Vastenburg. Rumkitlap itu kan fleksibel, misalnya di sana sudah mulai penuh kan tinggal nambah tenda. 

"Itu lho yang memudahkan rumkitlap. Itu persiapkan kita, sudah kemaren sudah disiapkan Pak Danrem, tambah tenda, tambah bed, gampang sekali," sambungnya. 

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini