SuaraSurakarta.id - Kementerian Agama Jawa Tengah memastikan lokasi pendidikan keagamaan oleh pelaku perusakan makam di Solo tidak memiliki izin.
Namun, Pihak Kuttab atau lembaga pendidikan dasar dalam dunia Islam tempat 10 anak yang menjadi pelaku perusakan makam di Mojo, Solo, mengatakan sudah mengajukan perizinan sekolah kepada Kemenang.
Tetapi sampai saat ini surat izin pendidikan agama itu belum keluar karena masih dalam situasi pandemi.
“Kalau izin dari Kemenag, kami sudah. Tapi SK belum keluar. Di antaranya proses izin itu survei. Tapi ini masih pandemi,” jelas Kepala Kuttab, Wildan dilansir dari Solopos.com, Rabu (23/6/2021).
Baca Juga:Gibran Tinggalkan Mobil Dinas di Makam Cemoro Kembar, Gara-gara Kasus Perusakan?
Ia menjelaskan semula sebelum menempati rumah Mojo, berada di wilayah Cemani, Grogol. Di sana kuttab menyewa tanah bangunan milik umat. Namun, setelah setahun berjalan karena tempat kecil ia menyewa di Mojo.
Wildan menegaskan tidak ada ajaran-ajaran intoleran yang diberikan. Pihak sekolah hanya mengajarkan hafalan Alquran dan perusakan makam itu terjadi di luar jam sekolah.
“Hanya hafalan Alquran, Itu saja mereka sudah capek dan lelah,” papar Wildan.
Wildan menambahkan dalam kurun waktu satu tahun mereka menempati Mojo, Pasar Kliwon. Anak-anak yang belajar di lembaga itu biasa bermain di makam, untuk mencari serangga.
“Lalu kenapa terjadi perusakan baru pada saat ini atau setahun setelah kami mengontrak di sini, Mereka sering menginjak-injak makan. Sehingga lambat laun, penghujung tahun ini baru rusak. Saya tegaskan pada saat hari H perusakan Rabu (16/6/2021) terjadi saat jam luar sekolah,” kata Wildan.
Baca Juga:Menteri Agama Sungkem ke Gibran: Saya Ini Kan Pembantu
Saat itu, anak-anak sudah mau pulang dan menunggu jemputan. Kala itu masih ada anak yang bermain di makam, ada yang jajan, dan itu hal yang wajar.
Ia meminta masalah tersebut tidak diperpanjang. Saat ini persoalan perusakan makam di Mojo, Solo itu sudah selesai, sudah aman, dan tentram. Ia meminta persoalan itu hingga ke ranah eksternal, banyak pihak luar ikut campur lebih dalam.
“Sudah ada mediasi sejak hari Rabu, satu pekan lebih. Pihak kutab sepakat perbaikan makam begitu juga pak Kapolresta juga menyaksikan,” papar dia di sela-sela kerja bakti pembersihan makam Cemoro Kembar.
Wildan juga mengatakan sudah melarang anak-anak bermain di area makam.
“Kami sudah melarang bermain di makam, banyak jin. Itu murni anak-anak. Jin itu bisa dengan mudah masuk ke anak-anak. Sangat berpengaruh pada tumbuh dewasa. Namanya anak-anak perlu pendekatan. Anak-anak pandai mencari waktu kosong,” imbuh Wildan.