Waspada Penularan! 37 Klaster Covid-19 di Boyolali Masih Aktif

Klaster Covid-19 Boyolali terjadi pada kegiatan masyarkat seperti hajatan dan kerja bakti

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 22 Juni 2021 | 15:44 WIB
Waspada Penularan! 37 Klaster Covid-19 di Boyolali Masih Aktif
Ilustrasi masyarakat diminta waspada, 37 Klaster Covid-19 di Boyolali Masih Aktif (Elements Envato)

SuaraSurakarta.id - Kasus Covid-19 masih mengancam masyarakat di Kabupaten Boyolali. Sejumlah klaster dengan kasus yang cukup besar masih aktif.

Klaster di Boyolali itu bermula dari kegiatan warga seperti hajatan hingga kerja bakti yang dilakukan masyarakat.

Dilansir dari Solopos.com, Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Senin (21/6/2021), jumlah klaster Covid-19 yang masih aktif di Boyolali mencapai 37 klaster.

Jumlah klaster di Boyoalali itu bertambah dari sebelumnya yang hanya 26 klaster pada pertengahan Juni 2021 lalu.

Baca Juga:Duh! Rakor Satgas Covid-19 Sukoharjo Diduga Menjadi Klaster Penularan Virus

Jenis klaster yang tercatat beragam, mulai dari klaster keluarga, klaster layatan, hajatan, pondok pesantren, kerja bakti dan sebagainya. Hal ini pun menjadi perhatian bagi Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengimbau warga untuk menerapkan protokol kesehatan demi meminimalkan potensi penularan Covid-19. Dia juga mengimbau warga untuk mengurangi mobilitas.

Selain itu, membatasi atau menghindari bepergian ke daerah daerah-daerah zona merah. Ratri juga menginbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas yang mengumpulkan banyak orang, termasuk hajatan.

Ratri mengatakan beberapa klaster besar yang masih aktif hingga Sabtu (19/6/2021) adalah klaster rewangan di Banyuanyar, Kecamatan ampel dengan 37 kasus, klaster pondok pesantren di Cepogo dengan 34 kasus, kasus hajatan di Sumber, Kecamatan Simo dengan 30 kasus, serta klaster kerja bakti di Bendungan sebanyak 15 kasus.

Namun pada Senin, untuk klaster rewangan di Banyuanyar, Kecamatan Ampel sudah tidak masuk daftar klaster yang aktif.

Baca Juga:11 Klaster Covid-19, DPRD Gunungkidul: Tiadakan Kegiatan Sosial dan Wisata di Zona Merah

Pada Senin, klaster dengan jumlah kasus cukup banyak yang masih tercatat sebagai klaster aktif adalah klaster layatan di Mojosongo dengan 30 kasus; klaster jamaah IK AR di Jelok, Kecamatan Cepogo dengan 24 kasus; klaster hajatan di Sumber, Kecamatan Simo dengan 30 kasus; klaster pondok pesantren di Mliwis, Kecamatan Cepogo dengan 34 kasus; klaster takziah di Karanggeneng dengan 15 kasus; klaster kerja bakti di Bendungan, Kecamatan Simo dengan 15 kasus; klaster jamaah masjid fi Potronayan, Kecamatan Nogosari dengan 13 kasus dan klaster keluarga di Tlogolele, Kecamatan Selo dengan 17 kasus.

Beberapa klaster terkait dengan penularan dari wilayah lain seperti Kudus dan Pati. "Klaster Cepogo, yakni pondok pesantren di Mliwis itu [riwayatnya] ada kunjungan dari Kudus. Klater hajatan di Sumber, itu juga ada tamu dari Pati yang bergejala dan ternyata poaitif. Kemudian di Karanggeneng, itu takziah ke Kudus. Di Bendungan juga terkait Kudus," kata dia belum lama ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak