SuaraSurakarta.id - Kota Solo, Jawa Tengah, selain terkenal sebagai kota budaya, juga terkenal sebagai kota yang memiliki kuliner baik makanan maupun minuman tradisional yang menggugah selera.
Salah satu minuman legendaris khas Solo yang masih eksis sampai sekarang yakni es kapal. Jajanan ini sudah menampakan dirinya sejak tahun 80-90an lalu.
Sejarah pertama kali munculnya es kapal, orang-orang Solo dulu menyebutnya dengan sebutan es Grenyep yang artinya "Seger tur anyep".
Berdasarkan informasi dari akun instagram @soloinfo, pada Senin (31/05/2021), asal usul sebutan es Grenyep itu karena para penjualnya yang menggunakan gerobak sering berteriak "Gernyep..gernyeeep...seger tur anyep" sambil menyembunyikan loncengnya.
Baca Juga:Hantam West Bandits, Satria Muda Melenggang ke Final IBL 2021
Namun seiring berjalannya waktu, minuman legendaris itu kini dikenal dengan sebutan nama es kapal. Sebab bentuk gerobaknya yang menyerupai kapal. Uniknya lagi gerobak es kapal yang digunakan untuk berjualan itu, bahkan mirip sekali dengan mainan kapal-kapalan yang sering dijumpai dipasar.
Es kapal ini terbuat dari campuran es parut, santan, sirup coklat yang dibuat dari gula jawa. Dalam penyajiannya, es kapal dilengkapi roti tawar yang diletakkan diatas gelas dan ditusukan ke sendok.
Rasanya yang manis dan segar, dijamin akan membuat kamu ketagihan setiap hari untuk menikmati es kapal tersebut. Apalagi saat dinikmati siang hari, pasti membuat sensasi di dalam tubuhnya menjadi lebih segar.
Saat ini penjaja minuman legendaris itu sudah tersebar di beberapa wilayah Kota Solo. Namun yang biasa jadi rekomendasi untuk mencicipi es kapal yaitu yang berlokasi di Jalan Dr. Radjiman Baroh, Jalan Bhayangkara Sriwendari, dan Jalan kebangkitan Nasional Penumping.
Untuk menikmati segelas minuman es kapal dengan toping roti tawar ini, kamu cukup merogoh kocek Rp. 5.000 saja. Murah bukan dan tentunya cukup terjangkau bagi semua kalangan yang ingin mencicipi salah satu minuman legendaris asal Kota Solo ini.
Baca Juga:Ivan Gunawan Buka Restoran Baru
Kontributor : Fitroh Nurikhsan