Kisah Sejuk Toleransi di Solo, Perayaan 2 Hari Besar dalam Satu Komplek

Kesejukan tergambar disaat perayaan Idul Fitri dan kenaikan Isa Almasih bebarengan, pihak gereja dengan kebesaran hati memundurkan waktu acara kebaktian.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 13 Mei 2021 | 11:38 WIB
Kisah Sejuk Toleransi di Solo, Perayaan 2 Hari Besar dalam Satu Komplek
Masjid Al- Hikmah dan GKJ Joyodiningratan, Kratonan, Serengan yang berada satu komplek merayakan dua hari besar yakni Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih, Kamis (13/5/2021). [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Sebuah gereja dan masjid di Solo, Jawa Tengah, memperlihatkan indahnya toleransi antarumat beragama.

Adalah Masjid Al- Hikmah dan GKJ Joyodiningratan yang berada dalam satu komplek dan alamat di Jl. Gatot Subroto No.249, Kratonan, Kecamatan Serengan.

Kesejukan tergambar disaat perayaan Idul Fitri dan kenaikan Isa Almasih bebarengan, pihak gereja dengan kebesaran hati memundurkan waktu acara kebaktian.

Hal itu dilakukan agar jemaah Masjid Al-Hikmah bisa menggelar sholat Idul Fitri di depan gereja yang dilakukan pada, Kamis (13/5/2021) pagi.

Baca Juga:Manfaat Puasa Syawal, dari Penyempurna Ibadah Hingga Setara Puasa Setahun

"Dari sejak puluhan tahun lalu, kita selalu berdampingan, baik untuk ibadah maupun aksi sosial lainnya. Kita selalu bersama," ungkap Muhammad Nasir Abu Bakar, Ta'mir Masjid Al- Hikmah.

Dia menceritakan, sikap saling membantu sudah terjalin sejak lama.

Seperti saat ada bencana gempa di Yogyakarta, pihak masjid dan gereja juga bersama membantu atada nama kemanusiaan, bukan mengatasnamakan agama.

"Nah, kalau untuk perayaan yang kebetulan secara bebarengan saat ini, karena kita sejak dulu memang selalu bersama, pihak Gereja memundurkan jam nya. Sementara kita selesai pukul 07.00 WIB. Habis itu nanti dilanjutkan Ibadah Misa," tuturnya.

"Bahwa setiap agama perlu kita jaga. Jangan dikotori perbedaan ini. Keberadaannya sah dan dilindungi undang-undang, jadi tidak boleh saling mengganggu," tambah dia.

Baca Juga:Sejarah dan Makna Ketupat dalam Islam

Sementara bagi pendeta GKJ Joyodiningratan, Nunung Istining Hyang, sikap saling toleransi sudah menjadi kebiasaan dan tidak pernah terdapat masalah saling menghormati dan menyesuaikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini