“Orang itu lupa meninggalkan uang di ATM, saya kembalikan kepada orang itu. Aku seorang tuli, saat bayi aku terjatuh. Hingga aku tidak bisa mendengar,” papar dia.
Agus bercerita, dalam sehari ia paling banyak memperoleh penghasilan Rp50.000. Namun, saat ini tidak banyak pengguna parkir di mesin ATM itu. Terkadang, Agus hanya memperoleh penghasilan belasan ribu rupiah saja. Padahal, ia tinggal di sebuah indekos bersama keluarga dan seorang anak perempuan yang kini duduk di kelas VII SMP.
Mirisnya, beberapa orang enggan membayar jasa parkir Agus. Pantauan Solopos.com, Agus hanya tersenyum saat ada seorang lelaki yang langsung pergi tanpa memedulikan Agus yang sudah membantu pengguna parkir itu.
Ia tidak mengingat secara persis brapa lama menjadi juru parkir di kawasan Jl. Ahmad Yani. Ia hanya menyebut sudah lama dan sebelumnya berpindah-pindah. Ia memilih tetap bekerja keras meskipun ia seorang penyandang disabilitas. Keterbatasannya tidak menyulitkannya menjadi juru parkir. Ia meyakini kejujuran selalu ada balasan kebaikan.
Baca Juga:5 Top Bola Sepekan: Baim Wong Protes usai Raffi Ahmad Beli Cilegon United
Kepala Bidang Perparkiran, Dinas Perhubungan Solo, Henry Satya Nagara, mengonfirmasi Agus Sulistyo merupakan juru parkir di kawasan Jl. Ahmad Yani. Menurutnya, Agus selalu bertugas melayani jasa parkir dengan baik kepada konsumen. Agus terbilang rajin menjaga dan menata kendaraan serta memberi aba-aba kepada pengemudi meskipun Agus tunawicara dan tunarungu.
“Semoga seluruh juru parkir di Solo selalu memberikan pelayanan prima dan selalu jujur seperti mas Agus. Saya sangat mengapreasiasi,” papar Henry.