Jelang Ramadan, Tradisi Sadranan Tetap Dilakukan di Boyolali

Tradisi Sadranan di Boyolali dilakukan dengan terbatas, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 31 Maret 2021 | 09:27 WIB
Jelang Ramadan, Tradisi Sadranan Tetap Dilakukan di Boyolali
Sadranan digelar di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Boyolali, belum lama ini. [Istimewa]

Tidak boleh mengajak anak-anak serta tidak ada open house. "Saat sadranan, biasanya tidak lepas dari tradisi silaturahmi atau open house, bersalam-salaman dan sebagainya. Namun kali ini open house tidak dibolehkan. Ini tujuannya agar tidak memicu penularan Covid-19, namun leluhur tidak dilupakan," lanjutnya.

Meski saat ini wilayahnya berada di zona hijau, namun persebaran Covid-19 harus tetap diantisipasi. Jika dibuka kegiatan open house saat acara sadranan dikhawatirkan akan banyak warga dari luar daerah yang datang ke Cepogo, Boyolali.

Komedi yang juga Ketua Paguyuban Kepala Desa di Cepogo itu mengatakan arahan untuk tidak menggelar open house pada sadranan tahun ini juga berlaku di semua desa wilayah Cepogo.

Arahan Bupati

Baca Juga:Pekanbaru Kembali Tiadakan Tradisi Petang Megang Sambut Ramadan

"Sudah ada perintah dari kecamatan, kemudian dari paguyuban juga sudah kami sampaikan ke grup [Whatsapp para kepala desa]. Bahwa tahun ini tidak diizinkan open house. Sadranan hanya kegiatan di permakaman," jelasnya.

Camat Cepogo, Boyolali, Tubinu, juga menyampaikan jika sadranan tahun ini dilakukan secara terbatas, yakni hanya kegiatan di permakaman, tanpa ada open house.

"Kalau dulu ada open house, sekarang tidak ada. Sudah ada arahan dari Bupati soal pelaksanaan sadranan. Saya sampaikan untuk sadranan boleh di makam saja tidak ada open house," katanya.

Selain di Genting, pada Selasa pagi juga dilakukan kegiatan sadranan di wilayah Tumang.

"Di Tumang tadi juga hanya kegiatan di makam, lalu pulang," lanjutnya.

Baca Juga:Ramadan Saat Pandemi, Dewan Masjid Jateng Bolehkan Umat Gelar Tarawih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak