Beda Versi Cerita Putri Raja PB XIII Terkurung di Keraton Solo

ada perbedaan cerita antara versi GKR Timoer dengan versi kubu PB XIII yang tak lain ayahnya sendiri

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 13 Februari 2021 | 12:38 WIB
Beda Versi Cerita Putri Raja PB XIII Terkurung di Keraton Solo
Yemi, dan Kerabat Keraton lain saat mencoba mengetok pintu dari sasonoputro untuk masuk memberikan makan serta minum untuk kerabat yang "terkurung" di dalam Keraton Kasunanan Surakarta Hadingingrat (12/02/2021) jumat pagi. [Suara.com/Budi Kusumo].

SuaraSurakarta.id - Terjadi silang pendapat terkait heboh kerabat Keraton Kasunanan Surakarta terkurung di Kaputren kompleks Keraton Solo. Beda versi antara GKR Timoer Rumbai dengan versi pihak PB XIII,

Dilansir dari Solopos.com--jaringan Suara.com, ada perbedaan cerita antara versi GKR Timoer dengan versi kubu PB XIII yang tak lain ayahnya sendiri. GKR Timoer menyebut dirinya dikurung di dalam Keputren kompleks Keraton Solo, tanpa makanan dan listrik.

Sedangkan versi kubu PB XIII mengklaim tidak ada pengurungan terhadap GKR Timoer, Gusti Moeng, dan tiga orang lainnya yang masih bertahan di Keraton, hingga Jumat (12/2/2021) malam.

Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Solo, KRA Dani Nuradiningrat, selaku utusan PB XIII Hangabehi, mengatakan, bahwa GKR Timoer dan Gusti Moeng datang sendiri ke Keraton dan masuk tanpa izin dari Sinuhun PB XIII.

Baca Juga:6 Gaya Fashion GKR Timoer, Putri Kerajaan Solo yang Terkurung di Keraton

"Tidak dikurung, kapan saja mereka mau keluar dipersilakan. Mereka masuk dengan sendirinya dan tidak mau keluar tapi bersikap seolah-olah kami tidak membolehkan keluar," kata Dani saat konferensi pers klarifikasi isu pengurungan putri Raja di kompleks Keraton Solo, Jumat malam.

Lain halnya cerita versi Ketua Lembaga Hukum Keraton Solo KP Eddy Wirabhumi. Pria yang juga suami Gusti Moeng itu mengatakan, bahwa kedatangan istrinya ke Keraton pada Kamis siang (11/2/2021), karena mendengar ada pejabat dari BPK yang datang. Gusti Moeng merasa berkepentingan untuk menemui dan menyampaikan aspirasi, lantaran menerima surat dari BPK Jateng di Semarang mengenai pertanggungjawaban keuangan 2018, beberapa waktu lalu. Namun saat datang ke Keraton, Gusti Moeng malah dikunci di dalam kompleks Keputren. Sehingga tidak bisa menemui pejabat dari BPK itu.

Mengenai hal tersebut, Dani membenarkan memang ada tamu dari BPK yang datang untuk menemui PB XIII. Tamu dari BPK itu adalah tamu pribadi PB XIII, sehingga, menurutnya, tidak bisa setiap orang nimbrung dalam pertemuan.

"Kalau ada urusan dengan BPK, kantor BPK itu kan jelas ada di mana. Bisa langsung datang ke sana. Acara hari itu [Kamis] tamu itu ingin ketemu Sinuhun, itu pribadi Sinuhun," jelas Dani.

Sementara itu, GKR Timoer mengungkapkan, tidak ada makanan maupun sarana untuk memasak makanan selama berada di kompleks Keraton yang terkunci. Tabung elpiji untuk bahan bakar kompor tidak ada. Sedangkan kerabat dan abdi dalem yang hendak mengirim makanan tidak diperbolehkan masuk.

Baca Juga:Penjelasan Lengkap Raja Keraton Surakarta Berkait Kisruh Kerabat Dikurung

GKR Timoer yang merupakan putri sulung Raja Solo, PB XIII, lewat akun Instagram pribadinya @gkrtimoer, Ia mengunggah video mengenai kondisi Keputren tempat ia dikurung yang gelap tanpa penerangan listrik. Ia menyebut aliran listrik sengaja dimatikan.

Abdi dalem Yemy Triana yang anaknya ikut Gusti Moeng terkunci di dalam Keraton juga mengatakan pada Kamis malam itu aliran listrik dimatikan dua kali.

"Tadi malam anak saya sempat telepon dan bilang listrik dimatikan dua kali, lalu mati sampai pagi. Jadi semalam mereka tidur dalam gelap," ujarnya.

GKR Timoer sempat mengunggah video di akun Instagram pribadinya bahwa telah mendapat kiriman makanan dari Kepolresta Solo, Jumat malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini