IKAPPI: Kami Minta Para Pedagang Daging Jabotabek Tidak Mogok

Alasan utama sebagian pedagang daging sapi ingin mogok yaitu harga daging yang mahal sehingga mereka kehilangan banyak pelanggan.

Siswanto | Mohammad Fadil Djailani
Selasa, 19 Januari 2021 | 18:03 WIB
IKAPPI: Kami Minta Para Pedagang Daging Jabotabek Tidak Mogok
Pedagang daging sapi di Pasar Senen Blok III, Jakarta, Jumat (4/5).

SuaraSurakarta.id - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia meminta sejumlah pedagang daging sapi lokal untuk membatalkan rencana mogok berjualan selama tiga hari mulai Rabu (20/1/2021).

"Kami minta para pedagang daging se-Jabotabek agar tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi mengurangi volume penjualan," kata Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri kepada Suara.com, Selasa (19/1/2021).

"Kami mengetahui kesulitan pedagang daging saat ini dan kami juga mengetahui minimnya daya beli masyarakat yang terus menurun akibat pandemi Covid-19." 

Mansuri mengemukakan sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pedagang daging sapi mogok berjualan.

Baca Juga:Asosiasi Pedagang Daging Sapi Besok Mogok Jualan

Di antaranya, akan kehilangan pelanggan selama tiga hari. Selain itu, warung rumahan, seperti warung Tegal, restoran Padang, restoran Sunda, warung nasi uduk, akan kehilangan pasokan daging sapi selama terjadi mogok.

Alasan utama sebagian pedagang daging sapi ingin mogok yaitu harga daging yang mahal sehingga mereka kehilangan banyak pelanggan.

"Iya betul mas, dari DPD APDI sudah kirim surat edaran buat mogok jualan ke kemendag, dan hari ini kami diundang untuk rapat," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi kepada Suara.com.

Rencananya, mogok hanya berlangsung di Jakarta, Bogor, Tengarang, dan Bekasi.

Saat ini, harga daging sapi lokal Rp130 ribu per kilogram ditingkat eceran, harga ini naik hampir Rp12 ribu.

Baca Juga:Harga Mahal, Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan 3 Hari Mulai Rabu Besok

Asnawi mengatakan tak mungkin pedagang bisa menjual harga daging sapi lokal di atas Rp130 ribu per kilogram dengan situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi Covid-19.

"Kalau harga tinggi karena permintaan naik itu untung, tapi ini rugi dan kita sudah rugi selama ini," katanya.

Dengan jalan mogok, pedagang berharap pemerintah memberikan solusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini