SuaraSurakarta.id - Pelaku usaha dan warga yang berada di Jalan Ahmad Yani Gilingan, Solo atau timur Masjid Raya Sheikh Zayed menolak rencana pembangunan pedestarian dari dana bantuan hibah UEA.
Rencana pedestarian tersebut akan dibangun di sepanjang Jalan Ahmad Yani dari Terminal Tirtonadi hingga Perempatan Ngemplak.
Pasalnya adanya proyek tersebut dikhawatirkan akan menghalangi pelaku usaha dan rumah warga. Bahkan proyek tersebut akan membuat tidak ada lahan untuk parkir.
"Kita semua sepakat untuk menolak pembangunan pedestarian. Karena khawatir usahanya akan mati, kan tidak ada lagi lahan parkir," ujar salah satu pelaku usaha Sayana saat ditemui, Senin (22/7/2024).
Baca Juga: Rogoh Kocek Pribadi, Gibran Uji Coba Program Makan Gratis di Solo
Menurutnya jelas proyek itu akan menganggu aktivitas usaha warga yang sudah ada cukup lama. Karena pelanggan tidak bisa lagi di depan toko atau warung, kalau mau parkir di bahu jalan dan itu membahayakan.
"Mungkin sebelumnya pelanggan bisa parkir di depan warung dan toko tapi dengan adanya proyek ini jadi tidak bisa. Itu salah satu yang kenapa kami menolak, itu juga berdampak langsung mata pencaharian" katanya.
Bahkan ada bangunan rumah di bagian depan yang kena dan dipangkas dijadikan trotoar. Ini jelas sangat merugikan, apalagi sosialisasi dengan pelaku usaha hanya sekali dan tidak dilibatkan sebelumnya.
"Ada rumah warga dan bangunan usaha yang kena dan harus dipangkas. Itu jelas sangat disayangkan," ungkap dia.
Menurutnya proyek tersebut di sepanjang Jalan Ahmad Yani dari perempatan Terminal Tirtonadi hingga perempatan Ngemplak. Dalam proyek tersebut dibagi menjadi empat segmen, yakni segmen A, B, C, dan D.
Baca Juga: Ancam dan Pukul Ibu Kandung, Pria di Solo Diamankan Tim Sparta, Endingnya Bikin Haru
"Jumlah pelaku usaha dan warga itu cukup banyak sampai ratusan. Rencana proyek akan dikerjakan dalam waktu dekat ini," terang pelaku usaha lain, Sapta.
Sapta menambahkan tidak ada solusi yang ditawarkan dari adanya proyek pedestarian ini untuk parkir bagaimana.
"Tidak ada solusi apapun termasuk kompensasi. Kami harap proyek ini dipertimbangkan lagi karena bisa menghentikan usaha warga," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut mereka juga membuat surat petisi penolakan adanya proyek tersebut. Nantinya surat petisi ini akan dikirim ke Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
-
Rudiantara Sentil OJK Soal Aturan 'Saklek' Pinjol: Jangan Terlalu Kencang, Nanti Mati!
-
PSSI Sebut Persija Tak Penuhi 'Syarat' Ikut Piala Presiden 2025: Kita Tak Pilih-pilih
-
Perbandingan Spesifikasi iQOO Z10 vs Infinix GT 30 Pro, Duel HP Gaming 4 Jutaan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
Terkini
-
Sebut Ada Kejanggalan, Rismon Sianipar Bakal Cek Lokasi KKN Jokowi di Boyolali
-
Polemik Berlanjut, Politisi PKS Laporkan Pemilik Ayam Goreng Widuran ke Polisi
-
Rismon Sianipar Muncul di Sidang Ijazah Palsu Jokowi, Ternyata Diundang Sosok Ini
-
Sidang Ijazah Palsu Jokowi, Majelis Hakim Tolak Gugatan Intervensi Alumni SMAN 6 Solo
-
Kasus Penggelapan Uang: Mantan Kacab Marketing PT SHA SOLO Dihukum 3,5 Tahun Bui