SuaraSurakarta.id - Pada masa penjajahan Belanda, Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki peran penting dan menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan.
Salah satu pahlawan yang terkenal dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Slamet Riyadi.
Ia memainkan peran kunci dalam merebut kembali Kota Semarang dari tangan Belanda.
Latar Belakang Perjuangan Semarang
Baca Juga: Hari Pahlawan 2023 Kapan? Simak Jadwal, Link Download Logo dan Sejarahnya
Pada awal abad ke-20, Indonesia masih berada dalam cengkraman Belanda. Kota Semarang, sebagai salah satu kota pelabuhan utama, menjadi pusat perlawanan melawan penjajah Belanda.
Pada tahun 1942, Belanda diduduki oleh Jepang selama Perang Dunia II. Pada saat itu pula Indonesia mengalami perubahan yang signifikan dalam sejarahnya.
Namun, setelah Jepang menyerah pada tahun 1945, Belanda berusaha mengambil kembali kendali kolonial mereka di Indonesia. Dalam kondisi inilah Slamet Riyadi memiliki peran kunci dalam perlawanan masyarakat Indonesia.
Peran Penting Slamet Riyadi
Slamet Riyadi adalah salah satu tokoh perjuangan Indonesia yang lahir pada 19 Agustus 1923 di Semarang. Dia tumbuh di tengah atmosfer perjuangan melawan penjajah Belanda.
Baca Juga: 20++ Quotes Hari Pahlawan Penuh Motivasi, Rekomendasi Status WA
Slamet Riyadi bergabung dengan Barisan Pelopor dan menjadi anggota penting dalam perlawanan perebutan kembali Kota Semarang tersebut.
Pada 14 Oktober 1945, ia bersama dengan sejumlah pejuang lainnya berhasil merebut kembali Kota Semarang dari tangan Belanda.
Pertempuran di Kota Semarang
Pertempuran untuk merebut kembali Kota Semarang terjadi di awal tahun 1946. Slamet Riyadi bersama dengan pasukannya menghadapi pasukan Belanda yang kuat untuk mempertahankan kendali mereka atas kota tersebut.
Pertempuran ini berlangsung sengit, dengan pertempuran jalan ke jalan dan gedung ke gedung. Slamet Riyadi dan pasukannya menunjukkan tekad dan semangat juang yang luar biasa untuk membebaskan Kota Semarang.
Keberhasilan pasukan Slamet Riyadi dalam mengusir Belanda dari Kota Semarang itu merupakan salah satu kemenangan penting dalam perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaan.
Akhir Perjuangan dan Kemerdekaan Indonesia
Pengorbanan dan keberanian Slamet Riyadi serta pasukannya dalam merebut kembali Kota Semarang menjadi tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hal itu menjadi dorongan moral pada seluruh rakyat untuk berjuang melawan penjajah Belanda.
Pada tahun 1949, setelah perundingan diplomatik yang panjang, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia. Slamet Riyadi sendiri terus berjuang dalam perjuangan politik dan kemudian terlibat dalam pembentukan pemerintahan Indonesia.
Siapa Sosok Slamet Riyadi Sebenarnya?
Slamet Riyadi merupakan seorang tentara Indonesia yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah. Ia merupakan putra dari seorang tentara Kasunanan Raden Ngabehi Prawiropralebdo. Nama kecil Slamet Riyadi adalah Soekamto.
Ketika Belanda mulai memasuki Indonesia usai Jepang menyerah ke sekutu, Slamet Riyadi memulai kampanye gerilya untuk melawan Belanda dan dengan cepat memperoleh kenaikan pangkat.
Ia kemudian diberikan tanggung jawab atas Resimen 26 di Surakarta. Selama Agresi Militer Belanda I, dia memimpin pasukan Indonesia di beberapa daerah di Jawa Tengah, termasuk Ambarawa dan Semarang.
Dua bulan setelah penyerangan tersebut, Belanda melancarkan serangan ke dua yang menyasar kota Yogyakarta. Meskipun Slamet Riyadi dan pasukannya melancarkan serangan terhadap tentara Belanda yang berusaha mendekati Solo melalui Klaten, tentara Belanda tetap berhasil memasuki kota.
Namun, dengan kebijakan ‘berpencar dan menaklukkan’ Riyadi akhirnya mampu menghalau tentara Belanda hanya dalam waktu 4 hari. Nah, itulah kehebatan dan keberanian sosok Slamet Riyadi.
Kontributor : Dinnatul Lailiyah
Berita Terkait
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
Eduardo Almeida Dukung Peningkatan Kualitas Sepak Bola Indonesia, Mengapa?
-
Unik! Tradisi Sesaji Rewanda: Wisata Kuliner Ekstrem Kera di Goa Kreo, Semarang
-
Potongan Obrolan Titiek Puspa dan Deddy Corbuzier, Sempat Dilarang Tayang
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Soal Ijazah Jokowi, Tim Hukum Merah Putih: Tuduhan Roy Suryo Penuhi Unsur Pidana
-
Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran
-
Gunungan Makin Tinggi, PLTSa Putri Cempo Hanya Mampu Mengolah 120 Ton Sampah
-
Maling Burung di Solo Kena Batunya: Kepergok di Banyuagung, Berakhir Diciduk Tim Sparta
-
Satresnarkoba Polresta Solo Sikat Kurir Sabu di Mojosongo, Barang Bukti Siap Edar Disita