Hasil Survei Voxpopuli: Elektabilitas Ganjar Pranowo Terus Meroket, Disusul Prabowo Subianto

SuaraSurakarta.id - Eelektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terus meningkat dalam survei calon presiden atau Capres 2024.

Terbaru dalam survei yang dilakukan Voxpopuli Research Center, elektabilitas politisi PDI Perjuangan itu mencapai 23,8 persen.

Kemudian di posisi kedua ada rabowo Subianto sebesar 20,2 persen. Sementara, eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan meraih elektabilitas 18,7 persen.

Survei Voxpopuli Research Center dilakukan 17-23 Desember 2022 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat, dan mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Untuk margin of error survei sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca Juga: Keren! 10 Pondok Pesantren Ini Pakai Tenaga Surya untuk Penuhi Kebutuhan Listrik

Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja menjelaskan, tren kenaikan elektabilitas Ganjar sudah terjadi sejak awal pandemi COVID-19 atau pada pertengahan 2020.

Apalagi Ganjar bersaing ketat dengan Prabowo yang masih digdaya setelah dua kali mengalami kekalahan pada perhelatan pilpres sebelumnya.  

Hanya saja, sambung dia, nasib Ganjar tidak sebaik Prabowo yang relatif memegang kendali atas partai politik. Ganjar masih harus bersaing di internal PDIP dimana Puan Maharani diperkirakan juga akan bertarung dalam bursa Capres 2024.  

"Apakah Ganjar akan mendapat tiket bergantung pada keputusan PDIP yang akan dikeluarkan pada 2023 ini," kata Achmad dilansir dari ANTARA, Minggu (8/1/2023).  

Di sisi lain, elektabilitas Anies Baswedan sebagai penantang kuat bagi Ganjar maupun Prabowo juga tengah menanjak. Kendati demikian, posisi Anies juga belum aman mengingat koalisi yang digadang-gadang Nasdem, PKS dan Demokrat hingga kini belum terbentuk.

Baca Juga: Bakal Rampas Hak Rakyat, AHY Tegaskan Partai Demokrat Tolak Sistem Proporsional Tertutup

Ia mengatakan sejauh ini elektabilitas ketiga nama itu belum menembus angka 30 persen. Sementara, partai politik menginginkan calon yang diusung memiliki potensi menang yang lebih tinggi.