SuaraSurakarta.id - Orang dari keturunan diabetes berisiko bisa terpapar penyakit gula. Hal itu perlu diwaspadai masyarakat dengan menerapkan pola hidup sehat.
Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI dari Divisi Endokrin, Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD, perlu menjaga gaya hidup sehat sehingga kesehatan tubuhnya bisa tetap optimal.
Bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko, misalnya keturunan diabetes dalam keluarga, Em Yunir, menegaskan pentingnya mengatur faktor risiko yang bisa dimodifikasi seperti gaya hidup sehat, pola makan terjaga dan aktivitas fisik.
Dengan gaya hidup sehat dan olahraga teratur diharapkan kesehatan bisa tetap optimal.
Dengan demikian, meski kelak seorang individu yang punya banyak faktor risiko akan menyandang diabetes, penyakit itu baru muncul setelah melewati usia produktif atau ketika sudah lanjut usia.
Ia mengemukakan tren penderita diabetes semakin lama semakin muda.
"30 tahun lalu di poliklinik yang datang kebanyakan kakek dan nenek, sekarang yang datang usia 20-an dan 30-an, di bawah 40 tahun sudah sering dijumpai," ujar Yunir dikutip dari ANTARA pada Kamis (10/11/2022).
Menyadari faktor-faktor risiko sejak awal bisa membantu seseorang mencegah munculnya diabetes karena secara sadar akan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari rokok dan alkohol, rajin beraktivitas fisik, dan membatasi asupan gula.
Ia berharap masyarakat bisa mengenyahkan rasa takut untuk memeriksakan kesehatan secara rutin demi mencegah diabetes.
Baca Juga: 6 Tanda Diabetes yang Muncul pada Kulit, Yuk Waspadai!
"Semakin baik mengendalikan gula darah, makin baik kualitas hidup dan makin rendah risiko komplikasi," katanya.
Menyeimbangkan asupan kalori dan pembakaran kalori penting bagi setiap orang, termasuk orang yang berisiko diabetes.
"Kalau suka kuliner, hitung lah sehari masuk berapa kalori," katanya.
Bila asupan kalori yang masuk banyak, imbangi dengan berolahraga seperti naik sepeda, jogging, dan lari untuk membakar kalori yang masuk.
Pada orang sehat, konsumsi makanan yang meningkatkan gula darah akan dibarengi dengan produksi insulin dalam tubuh yang sesuai dengan kebutuhan.
Jika gula terlalu tinggi, pankreas yang memproduksi insulin akan bekerja terlalu keras. Ketika jumlah insulin tidak bisa mengimbangi makanan yang masuk, diabetes pun terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Residivis Asal Solo Kembali Ditangkap, Curi Dua Laptop di Kos Kartasura
-
Dr Soepomo Pahlawan Nasional Asal Solo: Perumus UUD 1945, Dimakamkan Berdampingan dengan Istri
-
Lengah Tinggalkan Kunci, Warga Kartasura Jadi Korban Pencurian, Pelaku Dibekuk Polisi dalam Sehari
-
Tuntut Pesangon dan THR Cair, Ribuan Buruh Eks PT Sritex Demo
-
Diikuti Afghanistan Hingga Kamboja, UIN Gelar Kelas Internasional Bertema Ekonomi Syariah