SuaraSurakarta.id - Penyakit kanker paru menjadi momok yang menakutkan bagi setiap orang. Perasaan menyerah pasti dialami para penderita penyakti ganas tersebut.
Namun demikian, ahli menyebut diagnosis dan penanganan yang dilakukan sejak dini bisa membuat penyakit kanker paru melemah dan memberikan umur panjang bagi sang penderita
"Dengan diagnosis yang tepat, pasien dapat memperoleh pengobatan dengan hasil yang optimal dan bertahan hidup lebih lama," kata Prof. dr. Elisna Syahrudin, PhD. SpP(K) yang bekerja di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI - RSUP Persahabatan dikutip dari ANTARA pada Selasa (8/11/2022).
Waktu menjadi penting dalam menangani kanker paru agar pasien bisa mendapat pengobatan yang sesuai. Ia menyebutkan tidak semua pasien kanker paru merasakan gejala. Butuh waktu bertahun-tahun bagi sel kanker untuk bisa terdeteksi.
Dengan diagnosis yang cepat dan tepat, dokter bisa memilihkan terapi yang paling tepat untuk pasien agar penyakit bisa segera ditangani.
Berdasarkan data Globocan 2020, di Indonesia terlihat masalah kanker paru ada dua poin penting yaitu jumlah kasus paru yang terus meningkat dan hanya dapat diatasi dengan melakukan pencegahan atau pengendalian faktor risiko kanker paru.
Masalah kedua masih buruknya prognosisnya dibanding kanker lain yaitu dengan pendeknya angka harapan hidup akibat Sebagian besar penyakit ditemukan pada stadium lanjut.
Maka, usaha skirining atau deteksi dini akan secara langsung akan memperpanjang harapan hidup.
Penyakit ini harus diwaspadai oleh orang dengan faktor risiko atau mereka yang mengalami gejala penyakit respirasi yang serupa dengan penyakit paru lainnya.
Baca Juga: Penyakit Mematikan Mengintai, jika Nekat Berhubungan dengan Puluhan Pria seperti Pinkan Mambo
Gejala yang timbul pada pasien kanker paru, diantaranya batuk yang persisten, darah pada mukus atau lendir, bernapas pendek, nyeri di area dada, kelelahan yang berlebihan, penurunan bobot badan dan penurunan nafsu makan.
"Faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kanker paru yang paling utama adalah merokok," dia menegaskan.
Melakukan skrining atau deteksi dini pada kelompok berisiko tinggi adalah upaya yang paling baik yang harus dilakukan untuk meningkatkan angka tahan hidup penderita kanker paru.
Skrining dilakukan untuk orang-orang yang tidak punya gejala tetapi punya faktor risiko seperti merokok, punya riwayat keluarga yang mengalami kanker paru, juga bekerja atau tinggal di daerah yang penuh karsinogen seperti dekat pabrik.
Individu yang memenuhi kriteria tersebut harus menjalani CT scan dosis rendah setiap tahun.
Sementara itu, deteksi dini dilakukan bila individu menunjukkan gejala-gejala awal agar dapat segera diobati dan meningkatkan angka tahan hidup.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Sumari Tukang Becak Pasar Gede Meninggal Serangan Jantung, Keluarga Sudah Ikhlas
-
Calon Ketua DPC PDIP Solo Ikuti Psikotes Besok, Dua Sosok Buka Suara
-
Skak Mat Roy Suryo, Kepala SMA Santo Yosef Solo Bantah Gibran Lulusan Sekolahnya
-
Gerak Cepat Satreskrim Polresta Solo Tangkap Pelaku Pencurian Uang Bank Rp 10 Miliar
-
Satreskrim Polresta Solo Tangkap Sopir Bank Jateng Bawa Lari Uang Rp 10 Milyar