SuaraSurakarta.id - Isu pemilihan presiden atau Pilpres 2024 bakal dibahas secara khusus pada sidang pleno Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Kota Solo.
Pilpres 2024 mendatang menjadi isu nasional yang akan melibatkan Muhammadiyah dan seluruh komponen bangsa.
"Kita tahu bahwa sekarang saja, pemilu masih dua tahun lagi tapi masyarakat rasanya sudah seperti pemilu. Calon presiden (capres) belum ada, tapi rasanya sudah ada pilpres," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti dalam press conference Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Edutorium UMS, Jumat (4/11/2022).
Abdul menjelaskan, pemilu 2019 kemarin yang mengalami pembelahan sosial politik yang sangat serius diharapkan tidak terjadi lagi. Persoalan pemilu 2024 menjadi bagian dari masalah kebangsaan yang sangat serius.
"Pemilu itu tidak hanya melaksanakan mekanisme lima tahunan dalam siklus politik nasional. Tapi menjadi momentum strategis bagi rakyat untuk memiliki pemimpin baru, presiden dan wakil presiden," katanya.
Menurutnya, Muhammadiyah memang tidak berpolitik. Namun keberadaan Muhammadiyah tidak bisa lepas dari dinamika politik nasional yang terjadi di tanah air.
"Kita tahu persis, sejak Reformasi 1998, berbagai persoalan kebangsaan masih didominasi dan terpengaruh oleh dinamika politik. Sehingga Muhammadiyah perlu mengantisipasi berbagai persoalan yang mungkin muncul di pemilu 2024," papar dia.
Situasi politik tahun 2024 nanti, lanjut dia, berharap tetap kondusif dan berjalan sebaik-baiknya. Saat gelaran Muktamar nanti akan disampaikan secara resmi berbagai pemikiran Muhammadiyah saat Pilpres 2024 mendatang.
"Kita berharap saat pemilu 2024 nanti tetap kondusif. Tidak terjadi lagi polarisasi politik dan tidak ketegangan politik. Karena itu berpotensi memecah belah umat dan persatuan bangsa," sambungnya.
Baca Juga: Anies Menawarkan Rekam Jejak pada Relawan IndonesiAnies untuk Membantunya dalam Pilpres 2024
Abdul Mu'ti menambahkan, ada beberapa isu strategis yang dibahas pada Muktamar ke-48 nanti. Selain soal Pilpres 2024, ada juga isu perubahan iklim, bonus demografi serta aging population.
"Saat ini Indonesia mengalami tantangan terhadap kelompok usia di atas 60 tahun. Muhammadiyah menggunakan kata senior citizen, bukan lansia atau lanjut usia," papar dia.
Sementara itu, pada penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah tahun 2022 ini akan digelar dua tahap.
Pada tahap pertama digelar secara online pada, Sabtu (5/11/2022) dan itu baru pertama digelar, sedangkan tahap kedua, secara offline pada 19-20 November.
Pertimbangannya digelar dua tahap itu karena masih dalam suasana pandemi Covid-19.
"Pada Muktamar secara online itu, agenda utamanya cuma satu. Mendengarkan tanggapan peserta Muktamar atas materi Muktamar yang sudah disiapkan," tandas Ketua Penerima Muktamar Muhammadiyah, Sofyan Anif.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Usai Temui Jokowi, Ratusan Relawan Semut Ireng Langsung Gabung ke PSI?
-
Kubu PB XIV Purboyo Ganti Semua Pintu Gembok di Keraton Solo, Pekerja Revitalisasi Diminta Keluar
-
Penjelasan Resmi Rosalia Indah Terkait Video Viral Pengemudi: Sanksi Tegas Telah Ditetapkan
-
Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa
-
10 Wisata Tawangmangu Karanganyar yang Cocok untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025