SuaraSurakarta.id - Edukasi literasi keuangan terhadap siswa dan siswi tingkat sekolah perlu dilakukan sejak dini.
Hal itu ditegaskan Direktur Utama Permata Bank, Meliza M Rusli sosialisasi literasi dan inklusi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Permata Bank kepada anak usia dini di Bulan Inkludi Keuangan (BIK) di SD Negeri 4 Mulur, Sukoharjo, Jumat (28/20/2022).
Kegiatan yang mulai digagas sejak 2016 bertujuan untuk memberikan edukasi literasi keuangan terhadap siswa dan siswi tingkat srkolah.
Dia memaparkan, kesempatan ini digunakan untuk memperluas literaso keuangan khususnya bagi anak usia dini. Pihaknya berkewajiban dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan angka edukasi literasi keuangan di Indonesia.
"Tentunya, kami bangga ya. Melalui kegiatan ini, mampu mendidik anak-anak agar berhemat dalam menggunakan uang. Termasuk, mengenalkan kepada mereka pecahan uang baru supaya tidak mudah dibohongi," kata Meliza dilansir dari Timlo.net--jaringan Suara.com.
Kepala OJK Solo, Eko Yunianto mengatakan, saat ini literasi anak tentang keuangan mencapai 75 persen. Sisanya, bersifat inklusi.
Maka dari itu, pihaknya meningkatkan inklusi anak usia dini terhadap keuangan dengan melibatkan sektor jasa keuangan.
"Ini momentum yang tepat. Di Bulan Agustus lalu, kami sudah melakukan sosialisasi untuk bulan menabung. Nah, di Bulan Oktober ini merupakan Bulan Inklusi keuangan. Semoga, generasi bangsa Indonesia memiliki kepedulian untuk menabung dan berinvestasi aejak dini. Termasuk, cakap dalam mengelola keuangan," katanya.
Sementara, Pratama (10) nampak kebingungan saat menerima uang pecahan baru dari perwakilan bank saat program Cerita Serentak di 50 Kota yang diadakan di SD Negeri Mulur 4 Kabupaten Sukoharjo, Jumat (28/10). Bocah yang duduk di bangku kelas SD itu mengaku baru pertama kali melihat uang baru tersebut.
Baca Juga: Peringati Hari Uang Nasional, ShopeePay Dukung Transformasi Uang Tunai ke Digital
"Baru kali ini (melihat)," kata bocah yang akrab disapa Tama itu dengan polos.
Bocah bertubuh mungil itu mengaku, mendapat pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000 dan Rp50.000. Rencananya, uang yang diperolehnya itu akan disimpan untuk ditabung.
Hal serupa juga dialami oleh Dika (12). Bocah yang duduk di bangku kelas 6 SD Negeri 4 Mulur, Kabupaten Sukoharjo ini juga mengaku belum pernah menemui pecahan uang baru yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
"Kalau yang Rp2.000 sudah pernah, pas jajan. Tapi, kalau yang lainnya belum sama sekali," ungkapnya.
Dia mengaku bingung, saat mendapatkan pecahan uang baru tersebut.
"Ya, nanti dikasihkan ke orang tua. Sisanya disimpan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
Terkini
-
GoTo Tanggapi Rencana Perpres untuk Kesejahteraan Driver Ojol
-
UNS Cabut Beasiswa KIP-K Mahasiswa yang Dugem di Klub Malam
-
Viral! Mahasiswa UNS Diduga Penerima Bantuan KIP-K Berpesta di Klub Malam, Pakai Busana Minim
-
Tergugat Tak Akan Tunjukan Ijazah, Sidang Mediasi Citizen Lawsuit Ijazah Jokowi Berakhir Deadclock
-
Kecelakan Maut di Sragen: Satu Keluarga Tewas Ditabrak Mobil Misterius, Polisi Kejar Pelaku