Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 17:00 WIB
Dua bocah SD Negeri 4 Mulur, Kabupaten Sukoharjo saat menunjukan uang pecahan baru di SD N 4 Mulur, Sukoharjo, Jumat (28/10/2022). [Timli.net/desy]

SuaraSurakarta.id - Edukasi literasi keuangan terhadap siswa dan siswi tingkat sekolah perlu dilakukan sejak dini.

Hal itu ditegaskan Direktur Utama Permata Bank, Meliza M Rusli sosialisasi literasi dan inklusi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Permata Bank kepada anak usia dini di Bulan Inkludi Keuangan (BIK) di SD Negeri 4 Mulur, Sukoharjo, Jumat (28/20/2022).

Kegiatan yang mulai digagas sejak 2016 bertujuan untuk memberikan edukasi literasi keuangan terhadap siswa dan siswi tingkat srkolah.

Dia memaparkan, kesempatan ini digunakan untuk memperluas literaso keuangan khususnya bagi anak usia dini. Pihaknya berkewajiban dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan angka edukasi literasi keuangan di Indonesia.

Baca Juga: Peringati Hari Uang Nasional, ShopeePay Dukung Transformasi Uang Tunai ke Digital

"Tentunya, kami bangga ya. Melalui kegiatan ini, mampu mendidik anak-anak agar berhemat dalam menggunakan uang. Termasuk, mengenalkan kepada mereka pecahan uang baru supaya tidak mudah dibohongi," kata Meliza dilansir dari Timlo.net--jaringan Suara.com.

Kepala OJK Solo, Eko Yunianto mengatakan, saat ini literasi anak tentang keuangan mencapai 75 persen. Sisanya, bersifat inklusi.

Maka dari itu, pihaknya meningkatkan inklusi anak usia dini terhadap keuangan dengan melibatkan sektor jasa keuangan.

"Ini momentum yang tepat. Di Bulan Agustus lalu, kami sudah melakukan sosialisasi untuk bulan menabung. Nah, di Bulan Oktober ini merupakan Bulan Inklusi keuangan. Semoga, generasi bangsa Indonesia memiliki kepedulian untuk menabung dan berinvestasi aejak dini. Termasuk, cakap dalam mengelola keuangan," katanya.

Sementara, Pratama (10) nampak kebingungan saat menerima uang pecahan baru dari perwakilan bank saat program Cerita Serentak di 50 Kota yang diadakan di SD Negeri Mulur 4 Kabupaten Sukoharjo, Jumat (28/10). Bocah yang duduk di bangku kelas SD itu mengaku baru pertama kali melihat uang baru tersebut.

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Mencatat Keuangan, Nomor 5 Paling Utama

"Baru kali ini (melihat)," kata bocah yang akrab disapa Tama itu dengan polos.

Bocah bertubuh mungil itu mengaku, mendapat pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000 dan Rp50.000. Rencananya, uang yang diperolehnya itu akan disimpan untuk ditabung.

Hal serupa juga dialami oleh Dika (12). Bocah yang duduk di bangku kelas 6 SD Negeri 4 Mulur, Kabupaten Sukoharjo ini juga mengaku belum pernah menemui pecahan uang baru yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

"Kalau yang Rp2.000 sudah pernah, pas jajan. Tapi, kalau yang lainnya belum sama sekali," ungkapnya.

Dia mengaku bingung, saat mendapatkan pecahan uang baru tersebut.

"Ya, nanti dikasihkan ke orang tua. Sisanya disimpan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Permata Bank juga memberikan CSR berupa perbaikan sarana sekolah, olah raga dan kesehatan.

Load More