SuaraSurakarta.id - Deteksi dini merupakan kunci utama pencegahan terkena penyakit stroke.
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Tanpa pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Stroke merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
"Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, apalagi bila ada riwayat stroke di keluarga," kata staf pengajar Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Dyah Tunjungsari, Sp.N (K) dilansir dari ANTARA, Kamis (27/10/2022).
Ketika muncul gejala stroke, penting untuk mencari pertolongan sesegera mungkin karena pasien akan lebih cepat pulih ketika ditangani lebih awal.
Gejala dan tanda-tanda stroke yang harus diwaspadai adalah senyum tidak simetris atau mencong, kemudian tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
Gejala lainnya adalah gerak separuh anggota tubuh tiba-tiba melemah, lalu mendadak sulit bicara, tidak memahami kata-kata atau bicara tidak "nyambung".
Baca Juga: Ternyata Terapi Musik Baik untuk Pemulihan Pasca Stroke, Ini 5 Manfaatnya
Waspada juga bila tiba-tiba merasa kebas atau kesemutan separuh tubuh, juga ketika mendadak rabun atau pandangan satu mata terlihat kabur.
Tanda-tanda stroke lainnya adalah pingsan, sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah terjadi sebelumnya.
Orang yang terkena stroke juga terganggu fungsi keseimbangan dan koordinasi seperti tremor, gemetar atau sempoyongan.
Ketika gejala-gejala ini terjadi, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
"Sebab 1,9 juta sel saraf di otak mengalami kerusakan tiap menit pada saat terjadi stroke," jelas Ketua Pokdi Gangguan Gerak Cabang Jakarta Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Seluruh Indonesia Jakarta Raya (PERDOSSI Jaya) ini.
Dyah mengatakan saat ini pasien stroke usia muda, yakni di bawah 45 tahun, terus meningkat. Ini disebabkan oleh faktor risiko vaskular seperti hipertensi, kadar kolesterol tinggi dan kadar gula darah yang tinggi memang kian banyak dialami di populasi usia muda dibandingkan beberapa dekade terakhir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Hampir 2 Dekade Mewarnai Dunia, INDACO Satu-satunya Perusahaan Cat Indonesia Tanpa Lisensi Asing
-
Wali Kota Cabut Status Siaga Darurat Kota Solo, Kondisi Kota Pulih dan Aktivitas Warga Normal
-
Polres Sukoharjo Amankan Dua Pemuda Pengguna Tembakau Gorila, Begini Kronologinya
-
Kasus Sopir Bank Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar, Polisi Temukan Keberadaan Mobil
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat