SuaraSurakarta.id - Orang tua harus segera membawa anak ke dokter bila buah hati mengalami demam dengan gejala penyerta. Hal itu diungkapkan Dokter spesialis anak lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret, Noor Anggrainy Retnowati, Sp,A.
"Gejala penyerta misalnya diare, muntah, ada batuk dan sesak atau mengi, mual, nyeri perut atau perdarahan spontan," kata Anggrainy dikutip dari ANTARA, Sabtu (22/10/2022).
Orangtua juga patut mengevaluasi frekuensi buang air kecil pada anak. Cek setiap tiga hingga empat jam, bila frekuensi buang air kecil pada anak berkurang, segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan.
Namun, ia menjelaskan pada umumnya demam pada anak adalah sebuah reaksi tubuh dalam merespons peradangan akibat virus, bakteri, jamur, parasit atau trauma.
Bila ini terjadi, tak usah terlalu khawatir bila buah hati masih aktif bermain dan makan dan minumnya normal seperti sebelum demam terjadi.
Untuk menurunkan suhu tubuh, orang tua dapat memberikan kompres air hangat di lipatan ketiak dan selangkangan selama 10-15 menit.
"Ini dapat membantu menurunkan panas melewati pori-pori kulit melalui evaporasi," jelas dia, menambahkan termometer digital di ketiak lebih praktis untuk mengukur suhu tubuh.
Ketika demam, berikan juga anak cairan dengan jumlah sesuai dengan usianya.
Berdasarkan konsensus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak sehat usia 0 – 6 bulan butuh cairan 700 ml per hari, bayi 7 – 12 bulan butuh cairan 800 ml per hari, anak 1 – 3 tahun butuh cairan 1300 ml per hari.
Sementara anak usia 4 – 8 tahun butuh 1700 ml per hari, anak 9 – 13 tahun butuh 2400 ml per hari (laki-laki) dan 2100 ml per hari (perempuan). Sedangkan anak laki-laki usia 14 – 18 tahun memerlukan 3300 ml per hari dan 2300 ml per hari untuk perempuan.
Kebutuhan itu bisa dipenuhi dari minuman dan makanan. Dia menyarankan anak yang demam diberikan cairan dengan jumlah lebih banyak dari yang telah ditetapkan.
Ia menjelaskan obat antipiretik seperti parasetamol berhubungan dengan mengurangi rasa tidak nyaman pada anak, seperti menangis berkepanjangan yang tak bisa ditenangkan dengan cara digendong atau selera makan menurun dan tidur terganggu.
"Penggunaan antipiretik tanpa resep dokter dan pengawasan medis meningkatkan toksisitas," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Singgung Nama Gibran, Putri Mendiang PB XIII: KGPH Mangkubumi Berkhianat!
-
Geger Takhta Keraton Surakarta: Hangabehi Dinobatkan PB XIV, Isu Dualisme Merebak
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
4 Link Siap Diklaim, Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Menanti, Ngopi Bisa Sambil Cuan
-
Maha Menteri KGPA Tedjowulan Kumpulkan 29 Putra Putri Dalem PB XII dan PB XIII