SuaraSurakarta.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan warga yang bermukim di sekitar gunung api untuk mewaspadai berbagai potensi bahaya saat musim hujan terkhusus banjir lahar dingin.
Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada mengatakan ada empat faktor utama pembentukan lahar, yaitu penumpukan material hasil erupsi, air hujan, gravitasi, dan bentuk lembah.
"Gunung api tidak harus status siaga ada lahar, gunung waspada atau normal ketika empat faktor tadi terpenuhi bisa mempunyai potensi lahar," kata Oktory dikutip dari ANTARA, Rabu (12/10/2022).
Lahar merupakan bahaya sekunder dari aktivitas erupsi gunung api yang berupa endapan-endapan material erupsi yang mengisi lembah-lembah yang berhulu di pusat erupsi. Material tersebut dapat berupa bongkah hingga abu yang apabila tercampur oleh air akan menjadi lumpur.
Apabila keempat faktor itu terpenuhi, maka material yang mengendap di lembah-lembah gunung api bisa turun ke bagian hilir sungai.
Lahar selalu dihubungkan dengan curah hujan yang tinggi di sekitar gunung api yang dalam fase erupsi atau pernah mengalami erupsi dan menghasilkan endapan vulkanik di lembah-lembah gunung api.
Lahar dapat membawa material vulkanik dalam ukuran dan volume yang besar, sehingga kerusakan yang dapat di timbulkan di lembah lembah yang terdampak lahar menjadi fatal dan sering menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
PVMBG mencatat ada empat gunung api di Indonesia yang kini berstatus level III atau siaga, yaitu Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, Gunung Anak Krakatau di Lampung, Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
Oktory mengungkapkan dari keempat gunung api berstatus siaga itu hanya Gunung Merapi dan Gunung Semeru yang berpotensi besar terjadi banjir lahar saat musim hujan karena empat faktor utama pembentukan lahar ada lengkap di kedua gunung api tersebut.
Baca Juga: Masih Bergejolak, Gunung Merapi Alami Ratusan Kegempaan dan Belasan Guguran Lava Sepekan Terakhir
"Gunung yang berpotensi besar ada Merapi dan Semeru. Itu jelas tiap tahun terjadi, meski gunung ini tidak erupsi, tapi laharnya terus," ujarnya.
Oktory menjelaskan Gunung Merapi dan Gunung Semeru saat ini memiliki curah hujan tinggi dan penumpukan material juga intens terjadi pada kedua gunung api level III tersebut.
Sedangkan Gunung Anak Krakatau saat ini prosesnya berasosiasi dengan pembentukan tubuh baru, sehingga belum mempunyai lembah dan tidak ada potensi lahar karena gunungnya masih kecil.
Kemudian, Gunung Ili Lewotolok jarang terjadi lahar meskipun penumpukan material hasil erupsi juga terjadi di sana karena curah hujannya kecil, sehingga tidak ada alat pendorong bagi material-material tersebut untuk turun menjadi lahar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
KGPH Mangkubumi Dinobatkan PB XIV, Kubu PB XIV Purboyo Bakal Tempuh Jalur Hukum
-
Momen Haru Wiranto Antar Jenazah Istri ke Peristirahatan Terakhir, Doa dan Tangis Pecah di Pemakaman
-
Wong Solo Merapat! Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu Siap Bikin Hidup Makin Ceria, Sikat 4 Link Ini!
-
Komitmen Golkar di Tengah Tantangan Ekonomi: Alia Noorayu Laksono Turun Bantu Ratusan Keluarga
-
10 Babak Perebutan Takhta Keraton Solo: Kisah Lengkap Dua Putra Raja yang Saling Mengklaim