SuaraSurakarta.id - Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan Syafriani Tanjung mengatakan, siklus menstruasi atau haid yang tidak teratur umumnya disebabkan oleh faktor penyakit pada rahim, hormonal dan lingkungan.
"Terdapat dua faktor yang menyebabkan siklus tersebut tidak normal. Pertama adalah kelainan organ atau penyakit, dan kedua dari non-organ seperti hormonal dan faktor lingkungan," kata dr. Syafriani yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dikutip dari ANTARA pada Sabtu (27/8/2022).
Lebih lanjut, kelainan organ yang dimaksud adalah ketika dari rahim wanita sudah ada kelainan yang menyebabkan haid terganggu. Misalnya saja myoma, kista, polycystic ovary syndrome (PCOS), polip, kanker, dan adenomyosis.
"Sehingga, penting untuk melakukan konsultasi bersama dokter kandungan untuk melakukan USG dan penanganan yang sesuai," kata dr. Syafriani.
Dari sisi non-organ, adalah ketika rahimnya normal, tidak memiliki kelainan, tapi siklus haid terganggu. Misalnya saja hormonal, stres, aktivitas, dan makanan. Meski lebih mudah dikelola dibandingkan faktor sebelumnya, wanita perlu pandai mengelola kegiatan dan stres agar siklus haid tetap berjalan normal.
"Salah satu yang berpengaruh adalah asupan makanan, ini sangat berkaitan dengan kelangsungan haid normal. Diet ketat atau pola makan yang salah dan berlebihan akan mempengaruhi siklus periodik ini," ujar dia.
Selain itu, dr. Syafriani juga mengatakan bahwa wanita tidak perlu khawatir jika terjadi nyeri pada saat menstruasi. Ia mengatakan, nyeri haid yang tidak mengganggu aktivitas harian adalah normal.
Namun, jika setiap bulannya harus mengonsumsi obat pereda nyeri dan memerlukan perawatan lebih lanjut, dr. Syafriani menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Medistra tersebut melanjutkan, terdapat hal-hal sederhana yang bisa dilakukan wanita agar siklus menstruasinya normal. Dari makanan, dr. Syafriani menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat dan menghindari junk food atau gorengan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Vaksin Booster Covid-19 Memengaruhi Siklus Menstruasi?
"Hindari gorengan, junk food. Makan lah makanan sehat dengan memperbanyak sayur, buah, dan makanan yang mengandung protein serta antioksidan. Misalnya saja tempe, yang mengandung protein super sehat serta estrogen alami. Kelola makanan sehat dengan penyajian yang baik," papar Syafriani.
Selain itu, olahraga teratur juga menjadi gaya hidup yang baik bagi wanita. "Tidak perlu olahraga yang berat, asal teratur. Misalnya saja jalan kaki selama 15 menit setiap harinya. Olahraga teratur akan menyeimbangkan hormon dalam tubuh, metabolisme membaik, dan lemak juga terbakar," jelas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
Terkini
-
Jurus Jokowi di Isu Ijazah Palsu: Kalau Gaduh Terus, Saya yang Untung!
-
Jokowi Ditinggal? Manuver Cerdik Megawati Dukung Prabowo Usai Hasto Dapat Amnesti
-
Tom Lembong Dapat Abolisi, Hasto Kristiyanto Terima Amnesti, Ini Komentar Jokowi
-
Politisi PDIP Sebut Pemilu Raya PSI 'Sepak Bola Gajah', Ini Komentar Tegas Jokowi
-
Jokowi Bantah SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu, Namun Sebut Organisasi Ini