Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 25 Agustus 2022 | 12:15 WIB
Tampak pada foto kiri retina normal dan kanan ablasio retina, ditandai seperti adanya gelung lapis dari retina yang terlepas sehingga terlihat seperti gumpalan. Jika gumpalan ini semakin banyak terlepas, maka penglihatan pasien semakin menurun. (ANTARA/Tangkapan layar slide presentasi Dr Soefiandi Soedarman, SpM (K) dalam virtual media session JEC Eye Talks, Rabu (24/8/2022)

SuaraSurakarta.id - Dokter spesialis mata Dr Soefiandi Soedarman, SpM (K) mengatakan adanya bercak-bercak hitam di penglihatan secara mendadak dapat menjadi gejala awal masalah retina (ablasio retina) yang mengharuskan seseorang memeriksakan dirinya ke dokter.

Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) yang saat ini menjabat Direktur Medik JEC Eye Hospitals and Clinics itu  mengatakan gejala itu muncul setelah terjadi robekan pada retina atau fase awal ablasio retina.

"Ablasio retina merupakan penyakit ketika pada lapisan retina (lapisan tipis di belakang bola mata) terjadi suatu robekan atau lubang yang menyebabkan lapisan tipis ini akhirnya terangkat sehingga mengalami kekurangan oksigen atau nutrisi," kata Soefiandi dikutip dari ANTARA Kamis (25/8/2022). 

Soefiandi menuturkan, ablasio retina berpotensi menyebabkan terganggu penglihatan atau kehilangan penglihatannya secara mendadak atau perlahan sehingga harus dilakukan tindakan operasi segera."Di kamar operasi retina...kami kerap menemukan sampai 400 pasien per tahun yang membutuhkan penanganan operasi darurat ablasio retina,” tutur dia.

Baca Juga: Ngeri, Lebih Dari 350 Orang Terancam Buta karena Implan Retina Bionik yang Kedaluwarsa

Gejala awal penyakit ini, selain munculnya bercak hitam, juga adanya sensasi seperti terkena kilatan cahaya layaknya dipotret menggunakan lampu kilat atau blitz.

"Terjadi saat sadar, bukannya tertidur atau merem," tutur Soefiandi.

Berbicara penyebab, ablasio retina bisa muncul karena trauma atau benturan pada mata atau tidak diketahui penyebabnya.

Sementara terkait faktor risiko, riwayat minus tinggi menjadi salah satunya. Soefiandi mengatakan, orang dengan minus tinggi memiliki panjang bola mata lebih panjang dari ukuran normal. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya penyakit ablasio retina.

Faktor lainnya yakni usia. Semakin bertambahnya usia, ada faktor degenerasi dari dalam mata yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasio retina.

Baca Juga: Ahli Temukan Tes Mata Sederhana untuk Memindai Risiko Serangan Jantung

"Ketiga, faktor sistemik seperti diabetes walau kaitannya tidak langsung, jika terjadi kondisi kelainan di retina, bukan tidak mungkin terjadinya penyakit ini," demikian kata Soefiandi.

Load More