SuaraSurakarta.id - Dokter spesialis mata Dr Soefiandi Soedarman, SpM (K) mengatakan adanya bercak-bercak hitam di penglihatan secara mendadak dapat menjadi gejala awal masalah retina (ablasio retina) yang mengharuskan seseorang memeriksakan dirinya ke dokter.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) yang saat ini menjabat Direktur Medik JEC Eye Hospitals and Clinics itu mengatakan gejala itu muncul setelah terjadi robekan pada retina atau fase awal ablasio retina.
"Ablasio retina merupakan penyakit ketika pada lapisan retina (lapisan tipis di belakang bola mata) terjadi suatu robekan atau lubang yang menyebabkan lapisan tipis ini akhirnya terangkat sehingga mengalami kekurangan oksigen atau nutrisi," kata Soefiandi dikutip dari ANTARA Kamis (25/8/2022).
Soefiandi menuturkan, ablasio retina berpotensi menyebabkan terganggu penglihatan atau kehilangan penglihatannya secara mendadak atau perlahan sehingga harus dilakukan tindakan operasi segera."Di kamar operasi retina...kami kerap menemukan sampai 400 pasien per tahun yang membutuhkan penanganan operasi darurat ablasio retina,” tutur dia.
Gejala awal penyakit ini, selain munculnya bercak hitam, juga adanya sensasi seperti terkena kilatan cahaya layaknya dipotret menggunakan lampu kilat atau blitz.
"Terjadi saat sadar, bukannya tertidur atau merem," tutur Soefiandi.
Berbicara penyebab, ablasio retina bisa muncul karena trauma atau benturan pada mata atau tidak diketahui penyebabnya.
Sementara terkait faktor risiko, riwayat minus tinggi menjadi salah satunya. Soefiandi mengatakan, orang dengan minus tinggi memiliki panjang bola mata lebih panjang dari ukuran normal. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya penyakit ablasio retina.
Faktor lainnya yakni usia. Semakin bertambahnya usia, ada faktor degenerasi dari dalam mata yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasio retina.
Baca Juga: Ngeri, Lebih Dari 350 Orang Terancam Buta karena Implan Retina Bionik yang Kedaluwarsa
"Ketiga, faktor sistemik seperti diabetes walau kaitannya tidak langsung, jika terjadi kondisi kelainan di retina, bukan tidak mungkin terjadinya penyakit ini," demikian kata Soefiandi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
-
GIIAS 2025 Ramai Pengunjung, Tapi Bosnya Khawatir Ada "Rojali" dan "Rohana"
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Xiaomi dengan Chipset Gahar dan Memori Besar
Terkini
-
Cerita Warga Solo Beli Mobil Esemka: Susah Minta Ampun, Dapat Juga Bekas
-
Diduga Jadi Korban Penipuan Program MBG, Sejumlah Calon Mitra Mengadu ke Polresta Solo
-
Kasus Penganiayaan: Tak Terima Ditegur, Warga Laweyan Lempar Termos Es Tetangganya hingga Tewas
-
Dari Petani hingga Startup, FISR 2025 Solo Satukan Visi Beras Masa Depan
-
Braakk! Hendak Menyeberang, Warga Sangkrah Tewas Tertabrak KA Batara Kresna