SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berencana akan menjadikan rumah pahlawan nasional Slamet Riyadi sebagai cagar budaya atau monumen.
Rumah masa kecil Slamet Riyadi ada di daerah Jogosuran RT 01 RW 05 Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan. Rumah tersebut dibangun sekitar tahun 1848.
"Ketoke belum didaftarkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Rencana akan kita daftarkan sebagai cagar budaya," terang Gibran, Rabu (10/8/2022).
Ketika ditanya kapan akan didaftarkan, Gibran belum tahu, kalau bisa secepatnya. Koordinasi pun sudah dilakukan terkait masalah ini.
"Nanti sambil jalan ya kita daftarkan. Tenang saja, ditunggu saja," kata dia.
Menurutnya, selama ini rumah masa kecil Slamet Riyadi selalu dibersihkan atau ada perawatan.
"Intinya tempatnya itu dibersihkan terus," ungkapnya.
Sementara itu keponakan Slamet Riyadi, Siti Sumarti (78) mengaku selama ini dari pemerintah belum pernah meninjau ke lokasi tersebut.
Sejauh ini untuk perbaikan dilakukan secara pribadi dengan semampunya. Biasanya itu hanya perbaikan-perbaikan kecil, seperti menambal kalau ada tembok rusal, lalu bagian atap atau talang biar tidak bocor.
"Perbaikan semampunya. Kalau semuanya keluarga tidak mampu untuk merawat atau memperbaiki," sambung dia.
Baca Juga: Persis Solo Telan Kekalahan Beruntun, Gibran Minta Suporter Tetap Beri Semangat dan Dukungan
Ketika ditanya jika rumah ini akan dijadikan cagar budaya, tidak mempermasalahkan. Itu malah bagus ada perhatian dari pemerintah untuk rumah bersejarah ini.
"Tidak masalah dan ini malah bagus. Ini kan rumah warisan peninggalan dari simbah (orang tua Slamet Riyadi), kalau bisa jangan dijual," paparnya.
Dikatakannya, jika ini merupakan rumah yang penuh kenangan, bersejarah dan menjadi saksi bagi perjuangan Slamet Riyadi melawan Belanda yang ingin menjajah kembali bangsa Indonesia.
Dulu Slamet Riyadi jarak pulang ke rumah tapi berjuang melawan Belanda. Kalau pun pulang hanya sebentar dan cuma menanyakan kabar lalu berangkat lagi, pulangnya itu pakai baju dinas.
"Pak Slamet jarang pulang ke rumah, berjuang kemana-mana. Pulangnya pun tidak bisa ditentukan kapan, kalau ada waktu pulang sebentar. Biasanya pulangnya malam biar tidak ketahuan Belanda, karena sering dicari-cari sama Belanda sampai rumahnya mau dibakar," jelasnya.
Siti menambahkan, rumah ini dan ditempati ketika Slamet Riyadi berusia 10 tahun atau tahun 1937. Dulu ditempati orang tua Slamet Riyadi dan kakak serta keponakan Slamet Riyadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat
-
Roy Suryo Akui Bakal Road Show Buku 'Jokowi's White Paper' di 100 Kota di Indonesia
-
Sambangi Solo, Roy Suryo dan Dokter Tifa Kompak: Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu!
-
Iriana Jokowi Ulang Tahun, Anies Baswedan hingga Erick Thohir Kirim Karangan Bunga
-
Wali Kota Solo Silaturahmi ke Habib Alwi Masjid Riyadh, Perkuat Sinergi Umaro dan Ulama