Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 29 Juli 2022 | 22:45 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama istri Siti Atiqoh Supriyanti , Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat mengikuti kirab pusaka dalem Pura Mangkunegaran Surakarta. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Pura Mangkunegaran Surakarta menggelar kirab menyambut datangnya tahun baru Jawa 1 Suro Ehe 1956 atau Jumat (29/7/2022).

Rombongan kirab yang diikuti oleh keluarga, kerabat, dan abdi dalem Mangkunegaran, tamu undangan, serta masyarakat umum mengelilingi tembok Pura Mangkunegaran Surakarta.

Selama prosesi kirab, para peserta tidak diperbolehkan memakai alas kaki dan berbicara atau tapa bisu.

Itu memiliki makna bahwa manusia selalu berhubungan dengan bumi dan manembah (berbakti atau mengabdi) kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dalam keadaan suci dan sebagai bentuk penguasaan diri agar tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.

Baca Juga: Apakah Malam 1 Suro Sama dengan Malam 1 Muharram? Ini Letak Perbedaannya

Ada tiga pusaka dalem berupa tombak dan joli milik Pura Mangkunegaran Surakarta yang ikut dikirab pada malam suro.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama istri Siti Atiqoh Supriyanti , Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa serta anggota DPR RI Aria Bima ikut berbaur dengan peserta kirab topo bisu mengelilingi benteng Pura Mangkunegaran. Mereka semuanya mengenakan beskap jawa lengkap.

"Tadi acaranya berjalan dengan khidmat. Ini menjadi peristiwa budaya yang dinantikan oleh masyarakat," ujar Gubernur Ganjar Pranowo saat ditemui usai kirab topo bisu, Jumat (29/7/2022) malam.

Ganjar berharap jika tradisi budaya ini terus di nguri-nguri oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat bisa lebih baik dan menunjukkan kedekatan pura dengan masyarakat.

"Tradisi budaya ini tetap di nguri-nguri. Ini menunjukkan adanya kedekatan antara pura dengan rakyatnya," kata dia.

Baca Juga: 4 Beda Malam 1 Suro dan 1 Muharram, Walau Dirayakan di Hari yang Sama

Saat ditanya harus lepas alas kaki ketika ikut kirab, Ganjar tidak masalah dan mengikuti adat yang ada.

Load More