Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 13 Juni 2022 | 06:30 WIB
Presiden Joko Widodo tiba di Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sekitar pukul 08.00 WIB, Rabu, 5 Januari 2022, disambut oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi, dan Danlanud Adi Soemarmo Marsekal Pertama TNI Agus Setiawan. Presiden kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Kabupaten Sragen. [Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden]

SuaraSurakarta.id - Start Ganjar Pranowo menuju pemilihan presiden 2024 lebih kuat dibanding Jokowi menjelang 2014. Kesimpulan ini muncul dari analisa atas survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Dinamika Pilihan Partai dan Presiden Menjelang 2024’ yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 9 Juni 2022.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam presentasi hasil survei menunjukkan sekitar 2-3 tahun sebelum hari H pemilihan presiden, dalam pertanyaan terbuka (spontan) dan semi terbuka, elektabilitas Ganjar lebih tinggi dari Jokowi, dan terus naik bersamaan dengan mendekatnya hari H pemilihan.

Dalam pertanyaan terbuka, pada Maret 2021 atau sekitar 3 tahun sebelum pemilihan Februari 2024, Ganjar sudah mendapatkan dukungan publik secara spontan sebesar 6,1 persen.

Pada 3 tahun sebelum pemilihan presiden Juli 2014, yakni pada survei Juni 2011, Jokowi sama sekali belum mendapat dukungan secara spontan (0 persen).

Baca Juga: Akademisi Sebut Erick Thohir Bisa Jadi Tokoh Penentu Kemenangan di Pilpres 2024

Mei 2022, atau sekitar 2 tahun menjelang pemilihan 2024, dukungan spontan pada Ganjar sudah mencapai 14,5 persen, sementara dukungan spontan pada Jokowi di Oktober 2012 (sekitar 2 tahun menjelang pemilihan 2014) masih sekitar 0,6 persen.

Pola yang sama juga terlihat dalam respons atas pertanyaan semi terbuka. Pada Maret 2021 atau sekitar 3 tahun sebelum pemilihan Februari 2024, Ganjar sudah mendapatkan dukungan 8,8 persen dalam simulasi semi terbuka.

Sementara pada 3 tahun sebelum pemilihan presiden Juli 2014, yakni pada survei Juni 2011, dukungan pada Jokowi baru 2 persen. Mei 2022, atau sekitar 2 tahun menjelang pemilihan 2024, dukungan pada Ganjar sudah mencapai 22,5 persen, sementara dukungan pada Jokowi di Desember 2012 (sekitar 2 tahun menjelang pemilihan 2014) masih sekitar 12,8 persen.

"Dibandingkan menjelang hari H pemilihan tahun 2014 ketika tidak ada petahana, dalam jarak waktu yang kurang lebih sama, elektabilitas Ganjar lebih baik dari Jokowi. Ini dimungkinkan karena Jokowi tidak berasal dari kubu politik pemerintahan Susilo Bambang-Yudhoyono, sedangkan Ganjar sekarang berasal dari kubu politik yang sama dengan pemerintah dan dengan presiden Jokowi: sama-sama kader PDI-P dan sama-sama dari Jawa Tengah," papar Deni dikutip dari keterangan tertulis Senin (13/6/2022).

Survei terakhir dilakukan pada 10 - 17 Mei 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.

Baca Juga: Warga Jateng yang Terdampak Pembangunan Bendungan Bener Diberi Kesempatan Manfaatkan Lahan

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1060 atau 87%. Sebanyak 1060 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,07% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Load More