Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 25 Mei 2022 | 10:21 WIB
Potret Tokoh Muda Nahdlatul Ulama Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir. (Foto: NU Online)

SuaraSurakarta.id - Persoalan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau lebih dikenal dengan LGBT memang masih tabu di masyarakat Indonesia.

Sehingga apapun bentuk yang mau mencoba memperkenalkan LBGT di Indonesia bakal diamuk oleh masyarakat.

Seperti yang terjadi baru-baru ini dimana Kedutaan Inggris di Jakarta menuai kecaman dari masyarakat usai mengibarkan bendera LBGT.

Meski alasannya untuk menghormati hari IDAHOBIT, dimana peringatan tersebut untuk menghormati manusia, termasuk LGBT.

Baca Juga: Pidana LGBT Ternyata Tidak Ada Dalam RKUHP, Wamenkumham Bantah Pernyataan Mahfud MD

Namun, apa yang dilakukan Kedutaan Inggris di Jakarta tidak bisa diterima. Karena hal itu dianggap kampanye dukungan kepada kalangan LBGT.

Berbicara mengenai LBGT, tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir memiliki pandangan berbeda.

Ia tidak langsung mengintimidasi maupun mengharamkan orang-orang LBGT. Sebab baginya LBGT harus dihormati selayaknya manusia biasa.

"Hormati mereka (LGBT) sesama manusia. Setiap manusia membawa ruh suci dari Allah," kata Gus Nadir melalui akun twitternya.

"Sebagai warga negara, mereka juga punya hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh terjadi diskriminasi terhadap siapapun juga," sambungnya.

Baca Juga: Bantah Mahfud MD, Wamenkumham Sebut Pidana LGBT Tidak Ada di dalam RKUHP

Dirinya lantas meminta masyarakat untuk tidak terlalu mempersoalkan LGBT. Karena perkasa dosa hanya dia dan Tuhan yang tahu.

"Urusan dosa atau tidak, itu urusan mereka dengan Allah. Sesederhana itu. Gak pakai ribet," tandasnya.

Cuitan Gus Nadir itu sontak saja langsung ramai dikomentari warganet. Sebagian besar dari mereka banyak yang pro dan kontra terhadap pendapatnya Gus Nadir.

"Menghormati bukan berarti membenarkan," ucap akun @chanjo**.

"Setuju fokus sesama manusianya kalau sudah urusan dosa dan perilakunya biarkan itu urusan dia dengan Tuhan. Kalau terjadi pelanggaran dari perilakunya baru ditindak sesuai aturan yang berlaku," cetus akun @Kuah**.

"Jelas perilakunya dikecam Allah dalam Quran, masih dibilang urusan dosa diserahkan ke Allah. Antum gak mau ribet pengennya ribut," imbuh akun @Ricky**.

"Kamu profesor apa? Allah saja melaknat mereka. Dalam Al-Qur'an pun Allah menyiksa mereka," sahut akun @adenin**.

"Dosa masing-masing sih iya, tapi kena murka dan di azabnya barengan, gimana dong," timpal akun @Ni4Ting**.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More