SuaraSurakarta.id - Perang Rusia dan Ukraina menjadi perhatian Dunia. Dari peristiwa itu, haru menjadi pelajaran berharga, bahwa perang bukan jalan yang terbaik.
Dunia perlu membangun sistem keamanan global yang transparan untuk mencegah invasi negara-negara besar.
"Kalau kita ingin membangun sistem internasional yang aman, adalah sistem internasional yang seharusnya tidak membiarkan orang seperti Putin mempunyai justifikasi untuk perang," kata Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UI Prof Evi Fitriani dikutip dari ANTARA Jumat (11//3/2022).
Dia mengatakan invasi Rusia ke Ukraina tidak dapat dibenarkan. Namun, kata dia, ada banyak pihak yang bertanggung jawab atas perang yang telah memakan banyak korban tersebut, tidak hanya Rusia, tetapi juga Barat dan Ukraina serta para pemimpinnya.
"Rusia, ya, salah satu pihak yang memang paling bertanggung jawab atas serangan ini. Tapi ternyata banyak pihak-pihak lain yang berkontribusi, termasuk Ukraina dan para pemimpinnya, juga berperan untuk menciptakan konflik ini," katanya dalam webinar "Krisis Rusia-Ukraina: Posisi dan Peran Indonesia dan ASEAN".
Ukraina, negara-negara anggota NATO dan Amerika Serikat, kata dia, membiarkan Presiden Rusia Vladimir Putin mempunyai justifikasi untuk melakukan serangan.
Oleh karena itu, dia menilai perlunya sistem internasional yang bisa mencegah negara-negara besar seperti Rusia dan AS memiliki justifikasi untuk melancarkan serangan.
"Oleh karena itu, kita perlu membangun sistem keamanan global atau global architecture yang lebih transparan sehingga tidak menjadi alasan bagi warmongers (penghasut perang) untuk menjustifikasi apapun tindakan mereka, baik dari sisi keamanan dirinya ataupun stabilitas global," katanya.
Poin lain yang dia sorot adalah pentingnya menerapkan sistem bebas aktif bagi negara-negara yang tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan diri.
Baca Juga: Terpapar Konten Perang Rusia-Ukraina Terus-terusan Berdampak Buruk pada Psikologis, Kok Bisa?
"Lebih baik bebas aktif saja. Berteman dengan semuanya. Jadi kebijakan Indonesia untuk bebas aktif itu sudah sangat benar," kata Evi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Tim Sparta Amankan Remaja Bawa Sajam di Jalan DI Panjaitan, Begini Kronologinya
-
Jokowi Pilih Tinggal di Rumah Lama di Solo Dibanding Hadiah Pemerintah, Ada Apa?
-
Diserang Soal Kereta Cepat Rugi Besar, Ini Respon Jokowi
-
Misi Ketua PP Perbasi Munculkan Atlet Basket Timnas dari Kota Bengawan
-
Perluasan Jangkauan Bank Jakarta: Hadirnya KCP UNS, Solusi Keuangan Tepat di Jantung Kampus