SuaraSurakarta.id - Ratusan non-fungible token (NFT) dari pengguna OpenSea dilaporkan dicuri dalam serangan phising yang terjadi pada Sabtu (19/2/2022) waktu setempat.
Phising adalah upaya memanfaatkan laman situs palsu untuk mengelabui calon korban. Laman situs untuk phising akan terlihat mirip dengan website resmi dan menggunakan nama domain yang mirip.
Dikutip dari The Verge, Senin, dokumen yang disusun oleh layanan keamanan blockchain PeckShield mencatat terdapat 254 token yang dicuri selama serangan, termasuk token dari Decentraland dan Bored Ape Yacht Club.
Sebagian besar serangan terjadi antara pukul 17.00 dan 20.00 ET (Eastern Time) yang menargetkan total 32 pengguna. Seorang yang menjalankan blog "Web3 is Going Great", Molly White, memperkirakan token yang dicuri bernilai lebih dari 1,7 juta dolar AS (Rp24,3 miliar).
Hal yang serupa juga dikatakan CEO OpenSea Devin Finzer melalui akun Twitter-nya. Ia mematahkan rumor yang beredar bahwa peretasan itu telah menyebabkan kehilangan 200 juta dolar AS. Menurutnya, penyerang memiliki 1,7 juta dolar AS Ethereum di dompetnya dari menjual beberapa NFT yang dicuri.
“Kami menduga serangan itu tidak terhubung ke situs OpenSea. Tampaknya 32 pengguna sejauh ini telah menandatangani muatan berbahaya dari penyerang, dan beberapa NFT mereka dicuri," kata Finzer.
Ia mengatakan bahwa serangan tersebut tampaknya tidak aktif pada saat ini, pihaknya juga belum melihat aktivitas berbahaya dari akun penyerang dalam kurun waktu dua jam. Menurut Finzer, beberapa NFT telah dikembalikan.
Serangan itu tampaknya telah mengeksploitasi fleksibilitas dalam Protokol Wyvern, standar sumber terbuka yang mendasari sebagian besar kontrak pintar NFT, termasuk yang dibuat di OpenSea.
Seorang pengguna di Twitter bernama Neso menggambarkan bahwa serangan terjadi setelah target menandatangani kontrak parsial atau cek yang dibiarkan kosong. Dengan tanda tangan itu, penyerang bisa mengalihkan kepemilikan NFT tanpa pembayaran.
Baca Juga: NFT di Inggris Disalahgunakan untuk Simpan Uang Hasil Kriminal
Penjelasan dari Neso itu juga dibagikan oleh Finzer di Twitter.
NFT sendiri merupakan token digital yang bertindak seperti sertifikat keaslian yang mewakili kepemilikan. Aset NFT bisa bermacam-macam, berkisar dari gambar ilustrasi hingga barang koleksi.
OpenSea telah menjadi salah satu perusahaan marketplace NFT yang paling populer. OpenSea menyediakan antarmuka yang mudah bagi pengguna mulai dari tahap mendaftar, menelusuri, hingga menawar token tanpa berinteraksi langsung dengan blockchain.
Saat serangan itu terjadi, OpenSea sedang dalam proses memperbarui sistem kontraknya. Meski demikian, OpenSea membantah bahwa serangan itu berasal dari kontrak baru.
[ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Gaya PB XIV Hangabehi di Acara 40 Hari Wafatnya PB XIII Jadi Sorotan, Serba Hitam
-
PB XIV Hangabehi Hadiri Acara 40 Hari Meninggalnya PB XIII, Ini Alasan LDA Gelar Acara Siang Hari
-
6 Mesin Cuci LG Terbaik di Promo 12.12 2025
-
5 Fakta Dibalik Latihan Tari Bedhaya Ketawang di Keraton Surakarta Saat Masa Berkabung
-
7 Fakta Pelantikan 50 Abdi Dalem Keraton Solo, Diisi Pejabat hingga Tokoh Nasional