SuaraSurakarta.id - Beredar unggahan video seorang kakek tua di Desa Wadas, Kecamatan Benner, Kabupaten Purworejo dikeroyok anggota polisi saat diamankan viral di media sosial.
Peristiwa mencengkam tersebut berhasil terekam dalam unggahan video di akun twitter @fullmoonfolks, Rabu (09/02/2022).
Dalam unggahan video berdurasi 45 detik itu menampilkan seorang kakek tua ditangkap paksa oleh beberapa anggota polisi di sebuah rumah.
Sayangnya, saat proses penangkapan pria paruh baya itu. Beberapa anggota polisi yang tak mengenakan seragam kedapatan bersikap kasar. Mereka terekam jelas ada yang menendang hingga memukul wajah kakek tua tersebut.
Kemudian anggota polisi yang mengenakan kaos berwarna hitam terlihat sibuk memborgol tangan sih kakek tua dengan sebuah tambang.
Kendati demikian, masih ada anggota polisi yang mengenakan seragam lengkap nampak berusaha mengingatkan rekannya untuk tidak arogan.
Hingga kini belum diketahui pasti alasan aparat kepolisian menangkap kakek tua tersebut. Apakah kakek tua tersebut bersikap provokatif atau ada maksud lainnya.
Rupanya unggahan video di atas sampai dikomentari Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen. Pria yang kerap disapa Gus Nadir ini mengutuk keras tindakan semena-mena aparat kepolisian tersebut.
"Ini aparat yg berseragam sudah minta tolong agar bapak tua ini tidak diapa-apakan. Tapi aparat yg tidak berseragam masih menendang dan memukul," kata Gus Nadir melalui akun twitternya @na_dirs.
Tak tega melihat kakek tua diperlakukan seperti itu. Gus Nadir pun menyentil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Listyo Sigit Prabowo untuk mengevaluasi bawahannya dalam bertindak.
"Tolong Pak Kapolri @ListyoSigitP ditertibkan aparat yg tidak berseragam ini kalau memang dari kepolisian agar lebih manusiawi," tegas Gus Nadir.
Sontak saja cuitan Gus Nadir tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka yang turut mengutuk keras tindakan semena-mena aparat kepolisian tersebut.
"Badan kekar-kekar, tapi cemen, menangkap bapak sepuh aja perlu keroyokan, benar-benar biadab dan tidak berperikemanusian," tutur akun @kang**.
"Polisi yang presisi atau represif, 1 orang tua dikerubutin banyak polisi muda-muda. Rasanya seperti membunuh semut dengan meriam. Saya sih gak paham kasusnya hanya gak suka lihat cara menangani 1 orang tua seperti ini," tutur akun @wahju_wibo**.
"Kalau yang punya orang tua seharusnya paham bahwa satu benturan, yang halus pun, di tubuh renta itu lebih berdampak panjang serta terasa sakitnya, dibanding kena ke tubuh muda. Apa gak bisa pakai cara-cara lebih humanis?," sahut akun @siman**.
"Sampai sekarang warga masih ketakutan untuk keluar rumah, karena masih banyak polisi yang berjaga," timpal akun @arifkur277**.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Kena Reshuffle Prabowo Subianto, Jokowi Akan Segera Bertemu Budi Arie
-
Ijazah SMA Gibran Dipermasalahkan, Jokowi: Nanti Punya Jan Ethes Juga?
-
RUU Perampasan Aset, Jokowi: 3 Kali Mendorong, Tapi Tidak Ditindaklanjuti DPR
-
Jokowi Buka Suara Soal Purbaya Yudhi Sadewa Pengganti Sri Mulyani
-
Diusulkan 5 PAC, Tak Ada Karpet Merah Rheo Fernandes, Meski Putra Ketua DPC PDIP Solo