"Jika sensori dasar anak tidak optimal, maka anak akan salah mengartikan proses sensori yang diterima sehingga memunculkan perilaku yang tidak sesuai, contohnya anak ketakutan berlebih saat mendengar suara blender," kata Mahasin.
Menurut dia, ketidakoptimalan ini mempengaruhi kemampuan atensi dan kepercayaan diri anak. Di sisi lain, pola tidur yang terlalu malam dapat mempengaruhi kemampuan metabolisme anak serta menghambat proses plastisitas otak anak yang sedang dalam proses tumbuh kembang.
Mahasin menegaskan kembali, orang tua perlu untuk mengenali profil sensori anak jika dirasa mengalami gangguan dan segera mendapatkan bantuan dari ahli kesehatan sesegera mungkin.
Identifikasi dan intervensi dini berupa terapi dapat berdampak signifikan pada kemampuan anak untuk mempelajari keterampilan baru, serta mengurangi kebutuhan akan intervensi yang mahal dari waktu ke waktu.
Lebih khusus mengenai pengoptimalan fungsi sensoris anak, Mahasin memberikan beberapa tipsnya. Menurut dia, salah satu kiatnya yakni orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplor lingkungannya.
"Fasilitasi mereka ketika bermain dan belajar dengan melibatkan seluruh komponen sensori anak, jangan terlalu sering melarang anak, namun pastikan lingkungannya aman dan diawasi," tutur dia.
Kiat berikutnya, orang tua perlu mengatur pola tidur anak agar tidak terlalu malam, membatasi makanan yang mengandung tinggi gula khususnya pada anak-anak hiperaktif.
Sementara pada anak-anak dengan autisme disarankan untuk melakukan diet terkontrol baik diet sensori atau diet makanan tertentu sesuai petunjuk dari dokter.
Orang tua disarankan tidak memberikan gawai pada anak di bawah 2 tahun. Sementara pada anak usia 2 tahun, gawai bisa diberikan namun perlu ada batasan waktu layar dalam sehari yakni maksimal 1 jam dengan pendampingan.
Baca Juga: Viral Prajurit TNI AU Usir Mertua Disabilitas, Kopral Mesman Terancam Dijerat Sanksi
Hal ini agar perkembangan sensoris anak tidak terabaikan, karena menurut Mahasin banyak perkembangan yang terabaikan jika anak menonton gawai.
Selain itu, orang tua perlu meluangkan waktu main dengan anak di rumah minimal 10 menit setiap harinya tanpa gawai dan distraksi lainnya, rutin memantau perkembangan anak dan bila metasa anak mengalami gangguan, maka segeralah berkonsultasi ke klinik tumbuh kembang dan rehabilitasi medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
[ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
Polisi Absen Lagi, Sidang Gugatan Citizen Lawsuit Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Ditunda
-
Mantan Pejabat Pemkot Terseret Kasus Korupsi, Wali Kota Solo Wanti-wanti ASN
-
Diduga Korupsi Proyek Drainase Kawasan Stadion Manahan, Eks Pejabat PUPR Tersangka
-
Nasihat Spiritual dari Abu Bakar Ba'asyir kepada Jokowi, Ini yang Dibicarakan