Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 30 November 2021 | 11:18 WIB
Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati berdialog dengan seorang siswa Kelas I yang sudah divakin di SDN 15 Sragen, Selasa (30/11/2021). [Solopos.com/Tri Rahayu]

SuaraSurakarta.id - Peristiwa unik terjadi di Kabupaten Sragen. Seorang siswa menolak hadiah sepeda dari Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. 

Siswa SD di Sragen itu memilih hadiah bus remote dengan spesifikasi khusus daripada sepeda yang ditawarkan oleh Bupati Sragen. 

Menyadur dari Solopos.com, pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN 15 Sragen dan SDN 1 Sragen dipantau langsung Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Selasa (30/11/2021). Sejumlah siswa ada yang menangis tetapi lebih banyak yang tidak takut vaksin.

Dari sekian banyak siswa Kelas I yang disasar vaksin, ada satu anak yang menangis saat divaksin karena takut dan merasa sakit saat disuntik. Alfin A. W., Siswa Kelas II SDN 15 Sragen, masih sesenggukan saat ditenangkan gurunya.

Baca Juga: Tewaskan 3 Warga Bantul, Sopir Bus Rela Kecelakaan di Sragen Terancam 6 Tahun Penjara

Yuni, sapaan akrab Bupati, mencoba membantu menenangkan Alfin. Yuni mencoba menenangkan Alfin dengan iming-iming hadiah. Yuni menawarkan hadiah sepeda tapi ditolak Alfin. Yuni menawarkan sepatu baru juga ditolak Alfin.

“Lalu kamu mau minta apa?” tanya Yuni. “Mau bus remot!” jawab Alfin sambil terisak.

Jawaban Alfin mengejutkan Yuni. Bupati pun menyanggupi permintaan Alfin asalkan mau berhenti menangis. Akhirnya, Alfin tak menangis lagi. Lengan kirinya yang divaksin tidak boleh dilihat Bupati. Yuni memastikan Alfin tak lagi menangis dan bisa tenang.

Kabag Umum dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Sragen Aris Tri Hartanto mencoba mengonfirmasi permintaan Alfin yang tinggal di Mageru, Sragen Tengah. Ternyata bus remot yang diminta Alfin khusus, yakni bus yang terbuat dari kayu, bus tingkat, beroda enam, ada lampu, dan remote controller.

Aris pun terkejut dengan spesifikasi yang diminta Alfin. Ia sempat bingung mencari pengrajin bus itu dimana? Ia sedikit lega ketika mendengar ada warga Tangen yang bisa memproduksi mainan itu.

Baca Juga: 3 Warga Sewon Korban Kecelakaan Maut Rombongan Pengantin di Sragen Meninggal Dunia

Ia pun meminta bantuan rekan di Kecamatan Tangen untuk berburu pengrajin bus mainan itu. Bupati juga sempat berdialog dengan para siswa Kelas I SDN 15 Sragen.

Ia menanyai sejumlah siswa tentang vaksin Campak yang sudah divaksin. Saat Yuni bertanya berani untuk vaksin lagi? Anak-anak pun kompak menjawab, “Berani,” dengan suara lantang.

“Bulan depan vaksin lagi, loh? Sebulan lagi vaksin lagi, berani?” tanya Yuni. Lagi-lagi anak-anak Kelas I itu menjawab dengan jawaban yang sama dan tanpa beban. Semangat anak-anak dan pengetahuan mereka tentang vaksin itu membuat bangga Yuni.

Seoang siswi Kelas I, Nafi’ah, asal Ngoncol, Nglorog, mengaku tidak takut divaksin karena tidak sakit. Sejak dari rumah, Nafi’ah sudah diberitahu ibunya bila di sekolah ada vaksin dan tidak perlu takut.

“Rasanya seperti digigit semut. Saya pernah digit semut merah, sakit. Daripada disuntik lebih sakit digigit semut merah,” katanya. 

Siswi lainnya, Yasmin, pun merasakan hal yang sama dengan Nafi’ah. Ia sudah diberitahu ayahnya bila di sekolah ada vaksin. “Divaksin biar sehat. Enggak sakit. Rasanya seperti digigit semut,” katanya.

Load More