SuaraSurakarta.id - Air Hujan di Dukuh Bunderjarakan, Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom, Klaten diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Hujan menjadi sumber air utama bagi warga Dukuh Bunderjarakan, Klaten. Nyaris tak ada sumber air bersih dari dalam tanah di sekitar dukuh tersebut.
Salah satu warga Dukuh Bunderjarakan, Sunarno, 61, menceritakan warga mengandalkan air hujan sejak nenek moyang mereka. Ketika kemarau tiba, warga harus mengangsu ke sumber air bersih bernama Kali Bagor di Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko, sejauh 4 km.
Agar warga lebih mudah mendapatkan kebutuhan air, mereka mulai membangun bak penampungan air sebagai tempat menampung air hujan dan menjadi persediaan air ketika kemarau tiba.
Baca Juga: Duh! Pencuri Kotak Amal di Klaten Lolos dari Kejaran Warga, Ini Ceritanya
Warga Dukuh Bunderjarakan, Kabupaten Klaten itu pun awalnya tidak menyadari, mengonsumsi air hujan yang diolah dengan cara disetrum memberi efek positif bagi kesehatan warga.
“Bukan untuk obat sebenarnya. Airnya hanya membersihkan tubuh setelah minum secara rutin. Banyak yang kondisinya membaik. Seperti salah satu warga di sini yang punya keluhan kencing batu, operasi sampai enam kali gagal dan tiga kali mencoba bunuh diri. Kemudian mengenal air setrum ini dan minum secara rutin, sekarang kondisi tubuhnya prima. Orangnya masih kerja macul setiap hari,” kata dia dikutip dari Solopos.com Selasa (26/10/2021).
Kisah kualitas air hujan yang disetrum itu terdengar warga luar kampung. Mereka berdatangan ikut belajar cara mengolah air hujan.
Tak sedikit dari mereka yang ingin membeli air setrum dari warga Bunderjarakan. Namun, Sunarno menegaskan air tersebut tak dijual melainkan diberikan secara cuma-cuma sesuai kebutuhan.
“Banyak yang mau membeli tetapi kami jelaskan bahwa kami tidak mau jualan air. karena air itu sebenarnya melimpah dan jangan sampai air dijual. Kalau mau mereka kami minta mengembangkan sendiri,” kata dia.
Baca Juga: Keutamaan Air Hujan Dalam Alquran, Bisa Untuk Pengobatan
Sunarno menjelaskan hingga kini warga Bunderjarakan masih konsisten mengelola dan mengolah air hujan. Musim hujan menjadi saat yang ditunggu agar bak penampungan air mereka kembali melimpah. Talang dan pipa menghiasi atap rumah untuk mengalirkan air hujan ke bak-bak penampungan.
Berita Terkait
-
THR untuk Semua Warga Desa: Kisah Unik dari Klaten yang Bikin Penasaran!
-
6 Kuliner Khas Klaten yang Bikin Ketagihan, Mulai dari Sego Wiwit hingga Jenang Krasikan
-
Viral! Pantai di Iran Mendadak Berwarna Merah Darah Setelah Hujan, Apa yang Terjadi?
-
Sekolah Banyu Biru: Belajar Gratis Panen Air Hujan, Stop Beli Galon!
-
Ini Air yang Paling Baik untuk Siram Tanaman
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Solo Tertibkan Parkir Liar, 6 Mobil Kena Tindak Tegas di Pasar Gede
-
Pasca-Lebaran 2025, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Berkat Stabilitas Harga Pangan
-
Bantolo, Tirto, Maruto: Nama Indah untuk 3 Bayi Harimau Benggala di Solo Safari
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Momen Gibran Bagi-bagi THR ke Anak-anak di Rumah Jokowi, Warga Datang dari Malang