Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 02 September 2021 | 17:56 WIB
Muhammad Afro Satya Martin (12) yang kenakan seragam merah putih hendak pulang usai mengikuti PTM. [Suara.com/Ari Welianto]

Ia juga datang ke sekolah terlambat 15 menit, harusnya itu masuk pukul 07.00 WIB, tapi sampai sekolah pukul 07.15 WIB.

Untuk berangkat dan pulang sekolah dijemput dan pakai masker.

"Tadi terlambat masuk, bangunnya kesiangan. Tadi bangun pas jam 07.00 WIB," sambungnya.

Menurutnya, ini masih terbawa kebiasaan belajar di rumah. Kalau di rumah bangunnya itu pukul 07.00 WIB atau pukul 08.00 WIB, ini harus bangun lebih pagi lagi biar tidak telat.

Baca Juga: Niat Banget! Pencuri Motor di Kota Solo Ajak Anak Istri Saat Beraksi

"Masih terbawa kebiasaan di rumah. Pastinya senang bisa masuk sekolah meski baru terbatas, tidak bingung lagi dan bisa tanya langsung" ungkap dia. 

Hal senada disampaikan siswa lain, Kajikfa Oktaviana Surono (12) yang senang bisa tatap muka lagi. Bisa interaksi dengan guru.

Simulasi

Sebelumnya sudah simulasi, jadi dalam penerapan PTM digelar dengan protokol kesehatan ketat.

"Sejauh ini susah kalau pas lewat daring, mau tanya-tanya tidak bisa. Senang pastinya bisa sekolah lagi," ucap siswa asal Kampung Sewu ini.

Baca Juga: PTM Digelar, Gibran Wajibkan Siswa Diantar dan Jemput oleh Orang Tua

Selama belajar daring kesulitannya itu di sinyal atau jaringan serta kuota yang cepat habis. Pernah saat google meet itu putus-putus, gurunya mau ngasih pengumuman malah putus harus tanya.

Load More